Jakarta (ANTARA) - Pakar kesehatan dari Persatuan Dokter Herbal Medik Indonesia dr. Richard S.N. Siahaan,M.Si.,MARS tak menyarankan bayi diberi herbal atau jamu untuk mengatasi gejala penyakit tertentu atau sebagai pengobatan mandiri.
"Menurut saya, kurang disarankan memberikan jamu ke bayi. Kalau mau ya minyak-minyak (untuk tubuh luar) atau dihirup, minyak esensial. Itu kan lebih aman," kata dia saat ditemui di kawasan Petamburan, Jakarta, Kamis.
Richard yang berpraktik di RSUD dr. Chasbullah Abdul Majid Kota Bekasi itu menuturkan, saat ini rata-rata penelitian terkait jamu masih praklinis dan kalaupun ada studi klinisnya, itu hanya diperuntukkan untuk orang dewasa.
"Kalau dewasa, berat badannya itu yang aman 30 kilogram ke atas, itu dianggap dosis dewasa biasa kami kasih. 30 kilogram kurang lebih usia 12 tahun lah ya, masih aman," kata dia.
Dia lalu mengingatkan masyarakat agar tak sembarang mencoba meracik obat herbal. Mereka, sambung dia, sebaiknya berpegang pada panduan yang sudah diterbitkan Kementerian Kesehatan. Dalam panduan, dijelaskan bahan-bahan dan takaran bahan yang aman digunakan oleh masyarakat.
Menurut Richard, sekarang ini belum banyak literatur yang membahas interaksi antara satu herbal dan lainnya. Oleh karena itu, dia sekali lagi menegaskan agar orang-orang menggunakan panduan meramu jamu yang sudah ada bukannya meracik secara sembarang.
"Pakai ramuan yang sudah ada. Terpercayalah, jangan nyampur-nyampur sendiri," kata dia.
Pengobatan sendiri atau swamedikasi dilakukan untuk mengatasi kondisi sakit ringan semisal pusing. Namun, bila pusing atau gejala yang coba diatasi berkelanjutan, maka sebaiknya berkonsultasi dengan dokter.
Richard menambahkan, khasiat jamu bukan hanya ditentukan dari pengolahan semata tetapi juga bahan bakunya, cara menanam, jenis tanah yang digunakan untuk menanam bahan itu, waktu panen hingga bagian mana dari bahan itu yang digunakan.
Sebelumnya, seorang bayi berusia 54 hari dikabarkan meninggal dunia usai mendapat ramuan daun kecipir dan kencur yang diperas. Usai meminum ramuan itu, dia mengalami sesak napas dan terkena infeksi paru-paru.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kata dokter tentang pemberian jamu pada bayi
Berita Terkait
BPJS Ketenagakerjaan sosialisasikan manfaat kepesertaan kepada pekerja informal di Padang Pariaman
Minggu, 8 September 2024 18:52 Wib
BPJamsostek Solok Selatan berikan kemudahan layanan digital dan manfaat optimal pada hari pelanggan
Kamis, 5 September 2024 14:06 Wib
Sebanyak 90 pelajar di Sawahlunto peroleh manfaat CSR pendidikan Bank Nagari
Sabtu, 17 Agustus 2024 12:47 Wib
Menjejak manfaat, YBM PLN UP3 Padang salurkan bantuan untuk para mustahik
Selasa, 13 Agustus 2024 17:07 Wib
Program PLN Peduli dukung pengembangan pendidikanbagi 20.848 Penerima Manfaat di Semester I 2024
Kamis, 8 Agustus 2024 9:53 Wib
Pemkot: 4.639 orang warga Bukittinggi terima manfaat tabungan utsman
Rabu, 31 Juli 2024 9:26 Wib
MUI minta badan zakat permudah muzaki tunaikan kewajiban
Kamis, 18 Juli 2024 6:54 Wib
Bawaslu Agam minta Panwaslu Kecamatan manfaat Medsos publikasi pengawasan
Senin, 1 Juli 2024 14:43 Wib