Padang (ANTARA) - Sehubungan dengan kondisi pasar semen nasional yang kelebihan pasokan membuat persaingan industri semen semakin ketat. Karena, kapasitas produksi semen seluruh pabrik yang ada di Indonesia jauh di atas permintaan pasar.
Untuk memperkuat daya saing perusahaan, PT Semen Padang dituntut untuk melakukan efisiensi biaya produksi semen. Salah satunya, melakukan efisiensi terhadap biaya energi yang merupakan komponen utama dari biaya produksi semen.
Direktur Operasi PT Semen Padang Indrieffouny Indra mengatakan efisiensi terhadap biaya energi itu telah dimulai sejak lama melalui PLTA Rasak Bungo, PLTA Kuranji, pemanfaatan WHRPG. Kemudian yang terbaru melalui pemasangan Solar Cell dan PLTA Pico Hydro.
"Meski begitu, banyak hal yang perlu dan terus diefisiensikan. Untuk itu, perlu dukungan dari seluruh karyawan dalam menghadapi ketatnya persaingan industri semen," katanya saat sosialisasi implementasi ISO 50001:2018 Manajemen Energi, Jumat .
Indrieffouny menyebut bahwa implementasi ISO 50001:2018 Manajemen Energi itu bekerja sama dengan konsultan PT EnerCoss dan telah dimulai melalui berbagai kegiatan. Salah satunya, Awareness Training yang diadakan di Diklat PT Semen Padang akhir November kemarin.
"Awareness training ini diikuti oleh lebih kurang 50 karyawan PT Semen Padang. Dan ini dilakukan, karena pengelolaan dan pemanfaatan energi secara efisien harus ditanamkan pada diri seluruh insan perusahaan PT Semen Padang," ujar Indrieffouny.
Acara Awareness Training ini dimulai dengan laporan kegiatan oleh staff diklat dan dilanjutkan dengan arahan dari Kepala Departemen Rendal Produksi PT Semen Padang, Juke Ismara, yang sekaligus membuka kegiatan Awareness Training.
Setalah itu, kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan hasil Gap Assement oleh konsultan ahli PT EnerCoss. Salah satunya, menginformasikan adanya peluang efisiensi energi di PT Semen Padang. Bahkan, dimulai dari yang biayanya nol rupiah.