Sumbar gelar bursa kerja empat kali setahun kurangi penganggur

id bursa kerja,disnagkertrans sumbar,rakor disnagkertrans sumbar,solok selatan

Sumbar gelar bursa kerja empat kali setahun kurangi penganggur

ILustrasi - Antrean warga pencari kerja yang ingin mengikuti bursa kerja di dalam Mall Taman Palem, Cengkareng, Jakarta Barat, Selasa (20/9/2022). ANTARA/Walda/am.

Padang Aro (ANTARA) - Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sumatera Barat Nizam Ul Muluk mengatakan pihaknya akan menggelar bursa kerja atau job fair empat kali setahun sebagai upaya mengurangi angka penganggur.

"Pada 3-5 Oktober 2022 kami akan melaksanakan bursa kerja virtual dan sudah mendaftar 52 perusahaan dengan hampir 4.000 lowongan kerja dan akan menyusul 38 perusahaan lagi," katanya saat Rakor Bulanan Tenaga Kerja dan Transmigrasi se Sumbar, di Padang Aro, Kamis.

Bursa kerja virtual ini, katanya, menggunakan informasi tekhnologi bekerjasama dengan Kementerian Tenaga Kerja Republik Indonesia.

Setelah itu, katanya, pada November bekerjasama dengan Balai Latihan Kerja (BLK) Padang juga akan dilaksanakan bursa kerja tetapi tidak lagi virtual.

Bursa kerja yang dilalsanakan, katanya, dipastikan berjalan bersih bebas dari rekomendasi atau kecurangan sehingga tergantung pada kualitas.

Menurut dia, semenjak pandemi COVID-19 banyak perusahaan yang butuh pekerja tetapi mereka tidak berani membuka lowongan sebab yang dibutuhkan sedikit yang mendaftar ribuan sehingga dikhawatirkan akan menimbulkan kegaduhan.

Oleh sebab itu, katanya, Pemprov Sumbar memfasilitasi bursa kerja dimana antara pencari kerja dan penyedia dipertemukan.

Dia menyebutkan, angka pengangguran di Sumbar sekitar 170 ribu orang dengan persentase 6,17 persen dan tahun ini sudah berkurang 0,50 persen.

Pemprov katanya, terus berupaya mengurangi angka pengangguran dengan berkoordinasi dengan Kabupaten/Kota serta melalui rakor.

Untuk mengatasi masalah pengangguran katanya, banyak solusi yang bisa dikerjakan dan yang paling favorit adalah bursa kerja atau job fair.

Selain itu katanya, upaya lainnya untuk mengatasi masalah pengangguran yang sudah dilakukan yaitu pelatihan tenaga kerja di BLK.

Sedangkan Rakor Tenaga Kerja sendiri katanya, bertujuan untuk menyamakan persepsi karena banyak yang bekerja di Nakertrans yang bukan berlatar belakang tenaga kerja.