Painan (ANTARA) - Bupati Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat Rusma Yul Anwar mengkhawatirkan pertumbuhan generasi muda pemakai narkoba di daerahnya yang jumlahnya terus meningkat padahal mereka nantinya diharapkan menjadi estafet melanjutkan kepemimpinan serta menjadi warga masyarakat yang produktif.
"Saya tegaskan menegaskan narkoba banyak bermula dari tempat hiburan malam dan pemberlakuan pembatasan hiburan malam di Kabupaten Pesisir Selatan harus dipatuhi oleh semua pihak," kata bupati Rusma Yul Anwar di Painan, Senin (6/6).
Hal itu ditegaskannya beranjak dari semakin mengkhawatirkan pertumbuhan pemakai narkoba khususnya di kalangan generasi muda disamping semakin merosotnya nilai - nilai budaya akibat serangan budaya negatif dari luar yang masuk melalui berbagai cara termasuk salah satunya melalui budaya orgen sampai tengah malam.
Ia menyatakan musik yang hingar - bingar mengganggu lingkungan sekitarnya, kebiasaan sawer menyawer yang vulgar, mempertontonkan joget/tarian erotis/pakaian yang tidak pantas secara terbuka. "Sementara kita sebagai masyarakat Minang yang hidup dilingkungan “mamak rumah - sumando, mamak - keponakan, ipa - besan”, tentu akan sangat terganggu. Belum lagi kebiasaan orgen tengah malam dengan mabuk - mabukan. Kegiatan ini juga patut diduga dimanfaatkan oleh oknum para bandar narkoba mengedarkan narkoba ke kalangan anak - anak muda," tegas bupati.
Disebutkan, ironisnya kegiatan - kegiatan yang merusak ini seolah - olah menjadi kebiasaan. Karena dilaksanakan pada saat pesta perkawinan anak keponakan. Tentu hal ini harus segera diambil tindakan. Jangan sampai peristiwa sakral pernikahan dan perkawinan bercampur dengan kegiatan negatif berupa pornoaksi/peredaran narkoba.Atas dasar itu bupati mengajak semua pihak untuk bersama - sama bergandengan tangan mengatasi masalah - masalah sosial yang sedang terjadi. Bupati juga menyatakan bahwa kecemasan dan kegelisahan masyarakt menyaksikan pemerosotan akhlak anak-anak dan generasi muada, mereka telah terbuai dengan kemajuan teknologi.
"Kita sendiri ikut terlena dan terkesan diam terhadap semua pergeseran dan perubahan nilai-nilai budaya, adat istiadat yang kita agungkan keluhurannya. Sikap Diam kita hanya akan mempercepat pengerusakan sendi-sendi budaya kita yang sedang berlangsung di halaman rumah kita sendiri," ujarnya.