Solok (ANTARA) - Puluhan warga yang terdampak banjir di Nagari Alahan Panjang, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, Sumbar sampai saat ini masih membutuhkan bantuan modal usaha tani akibat ladang mereka terendam banjir.
Sekretaris Wali Nagari Alahan Panjang Irwan Saputra di Alahan Panjang, Jumat mengatakan saat ini sejumlah warga masih kekurangan biaya untuk menggarap kembali lahan pertanian mereka yang merendam banjir bandang pada beberapa waktu lalu.
"Alhamdulillah bantuan berupa sembako yang datang dari Dinas Sosial berupa beras, mie instan, telur, minyak dan sarden. Selain itu, bantuan juga datang dari Baznas Kabupaten Solok sudah diterima warga," kata dia.
Ia mengatakan pemerintah nagari juga akan mengupayakan bantuan beras untuk warga terdampak banjir di daerah itu.
Selain Nagari Air Dingin, Nagari Alahan Panjang Kecamatan Lembah Gumanti juga terdampak banjir bandang yang terjadi pada beberapa hari lalu, Sabtu (9/1).
"Di Nagari Alahan Panjang lebih banyak berdampak ke lahan pertanian warga, yakni sekitar 10 hektare lahan produktif terendam banjir. Bahkan ada lahan yang baru saja ditanami dan juga akan panen yang direndam banjir," ucap Irwan.
Ia menyebutkan total kerugian akibat banjir tersebut mencapai lebih kurang Rp900 juta. Dengan total warga yang terdampak sebanyak 60 KK dan 310 jiwa.
"Kondisi sekarang, sungai sudah mulai membaik dan cuaca pun mulai stabil," kata dia.
Kendati demikian, ia mengatakan saat ini yang menjadi kendala adalah warga setempat kebingungan untuk menggarap kembali lahan pertanian mereka karena kekurangan modal.
"Alhamdulillah banjir tidak berdampak ke rumah warga, namun lebih banyak ke lahan pertanian hortikultura berupa bawang merah, tomat dan tanaman lainnya," ucap dia.
Ia berharap kepada Dinas Pertanian Kabupaten Solok untuk memberikan bantuan berupa modal usaha tani atau berupa bibit tanaman hortikultura ke masyarakat setempat.
"Kami mengharapkan bantuan dari Dinas Pertanian Kabupaten Solok untuk meringankan beban petani kita yang lahannya terdampak oleh banjir bandang," ucap dia.
Ia prihatin melihat kondisi warga saat ini karena banyak yang kehabisan modal untuk berladang.
"Ditambah lagi seluruh jenis pupuk saat ini mahal dan harga hasil pertanian beberapa waktu lalu anjlok. Sehingga warga mengalami kesulitan modal. Setidaknya ada bantuan berupa modal usaha untuk mengolah kembali lahan pertanian mereka," ujar dia.