Diusung Partai Islam

id mahyeldi, audi, berita padang, berita sumbar

Diusung Partai Islam

Mahyeldi-Audy Joinaldy saat mendaftar ke KPU Sumbar (Antara/istimewa)

Padang (ANTARA) - Saat pemilu 1999 Partai Keadilan yang merupakan cikal Partai Keadilan Sejahtera hanya meraup 56.020 suara atau 2,37 persen di Sumatera Barat.

Namun siapa yang menduga lima tahun berselang setelah bertransformasi menjadi Partai Keadilan Sejahtera, partai berlambang padi kapas dan bulan sabit itu mengalami lonjakan suara hingga 11,68 persen dari total suara sah 1.993.903 dan mengantongi tujuh kursi di DPRD Sumatera Barat atau berada urutan ke 4.

Yang lebih fenomenal pada 2004 perolehan suara PKS di kota Padang beranjak naik menjadi 79.060 atau 21.59 persen. Perolehan tersebut telah menyebabkan PKS sebagai peraih suara terbanyak dan mengantarkan 11 orang kadernya menjadi anggota legislatif. Pencapaian itu juga mengantarkan kader PKS sebagai pimpinan DPRD Padang yang ketika itu dijabat oleh Hadison sebagai orang nomor satu di Gedung Bundar Sawahan.

Berselang lima tahun berikutnya pada Pilkada Padang 2009 PKS berhasil mengantarkan kadernya Mahyeldi sebagai Wakil Wali Kota Padang 2009-2014 mendampingi Fauzi Bahar.

Mengusung prilaku politik yang berbeda sebagai partai dakwah PKS mendapat kepercayaan di tengah masyarakat. Di tengah carut marut dunia politik, PKS tampil dengan sisi yang berbeda mencoba menyampaikan pesan bahwa berpolitik bisa dilakukan dengan santun dan memandang politik adalah sarana untuk memperbaiki sistem yang kurang baik selama ini.

Dalam visi dan misinya PKS bercita-cita mewujudkan masyarakat madani yang adil, sejahtera, dan bermartabat yaitu masyarakat yang berperadaban tinggi dan maju berbasiskan nilai-nilai, norma, hukum, moral yang ditopang oleh keimanan, menghormati pluralitas bersikap terbuka dan demokratis, dan bergotong-royong menjaga kedaulatan Negara.

Perjuangan untuk mewujudkan masyarakat madani dilakukan PKS secara struktural maupun kultural, sebagai bagian dari dakwah dalam maknanya yang historik, positif dan obyektif bagi umat Islam dalam bingkai NKRI.

Untuk itu PKS melalui kadernya di parlemen dan eksekutif berupaya mempelopori reformasi sistem politik, pemerintahan dan birokrasi, peradilan, dan militer untuk berkomitmen terhadap penguatan demokrasi.

Selain itu mendorong penyelenggaraan sistem ketatanegaraan yang sesuai dengan fungsi dan wewenang setiap lembaga agar terjadi proses saling mengawasi.

Serta menumbuhkan kepemimpinan yang kuat, mempunyai kemampuan membangun solidaritas masyarakat untuk berpartisipasi dalam seluruh dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara, yang memiliki keunggulan moral, kepribadian, dan intelektualitas.

Pada aspek ekonomi mengentaskan kemiskinan, mengurangi pengangguran, dan meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat melalui strategi pemerataan pendapatan, pertumbuhan bernilai tambah tinggi, dan pembangunan berkelanjutan.

Dengan niat mulia tersebut PKS mendapatkan kepercayaan dari warga Sumbar sejak 10 tahun terakhir. Di tingkat provinsi kader PKS Irwan Prayitno dipercaya sebagai Gubernur Sumbar dua periode sejak 2010 hingga 2020.

Di kota Padang kader PKS Mahyeldi dipercaya publik sejak 2009 menjadi wakil wali kota hingga akhirnya menjadi wali kota Padang dua periode.

Belum lagi di Payakumbuh, kader PKS Riza Falepi juga dipercaya dua periode menjabat sebagai orang nomor satu di kota itu.

Artinya PKS mendapatkan kepercayaan dari masyarakat untuk menjalankan roda kepemimpinan dan memberikan pelayanan terbaik.

Berbeda dengan partai lainnya saat kadernya mendapatkan amanah publik PKS menerapkan pengawasan yang ketat agar kadernya tidak terjerumus pada perilaku yang mencoreng nama baik partai, hingga individu.

Pada Pilgub Sumbar 2020 PKS berkoalisi dengan PPP yang juga merupakan partai Islam yang sudah hadir sejak era orde baru.

Perkawinan PKS dan PPP merupakan koalisi yang pas da klop karena memiliki visi dan misi yang sama mewujudkan Sumbar madani.

Rekam jejak perkawinan PKS dengan PPP juga terjadi pada pilkada wali kota padang 2013 yang berhasil mengantarkan pasangan Mahyeldi-Emzalmi sebagai pemenang.

Jika ada yang menyatakan partai politik hanya kendaraan maka ungkapan tersebut tak sesederhana itu karena partai yang baik turut andil mengawal dan memastikan kadernya tetap berada pada jalur yang tepat saat sudah diamanahkan sebagai kepala daerah. (adv)

Penulis adalah Jubir Mahyeldi-Audy Joinaldy