Legislator: PPDB harus segera dievaluasi

id berita solok selatan,berita sumbar,anggota dprd sumbar,ppsb,mario syahjohan

Legislator: PPDB harus segera dievaluasi

Anggota DPRD Sumatera Barat, Mario Syahjohan. (antarasumbar/Istimewa)

Yang penting sekarang semua tamatan SMP sederajat bisa melanjutkan pendidikan dan itu perlu cepat,

Kabupaten Solok Selatan (ANTARA) - Anggota DPRD Sumatera Barat, Mario Syahjohan mengatakan sistem Pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) atau zonasi harus segera dievaluasi agar tidak ada siswa yang putus sekolah karena daya tampung terbatas.

"Ada beberapa sekolah yang terdapat kelebihan pendaftar tetapi ada juga yang kurang sehingga yang berlebih terancam putus sekolah dan harus ada solusi cepat agar mereka yang tidak diterima bisa melanjutkan pendidikan serta orang tua murid tidak panik," jelasnya saat dihubungi melalui telepon selular dari Padang Aro, Selasa.

Untuk saat ini, tambahnya pemerintah harus mencarikan solusi bagi pelajar yang tidak lulus sistem PPDB agar mereka tetap bisa melanjutkan pendidikan.

Solusi cepat saat ini bisa merekomendasikan sekolah terdekat diluar zonasi yang masih kekurangan siswa atau menjadikan ruang tata usaha sebagai lokal.

"Yang penting sekarang semua tamatan SMP sederajat bisa melanjutkan pendidikan dan itu perlu cepat," ujarnya.

Seharusnya, sebut dia sistem zonasi tahun ini baru sebatas sosialisasi dan cara manual masih diberlakukan supaya orang tua maupun siswa tidak panik.

Selain itu, lanjutnya di lokasi sekolah yang pendaftarnya banyak harus ada penambahan lokal supaya siswa didalam zonasi tetap bisa bersekolah dan tidak terkendala kouta.

Wakil ketua DPRD Solok Selatan, Armen Syahjohan mengatakan Sekarang sistem belajar daring sudah dimulai dan sebelum melangkah lebih jauh sistem zonasi ini harus ditinjau ulang supaya semua tamatan SMP sederajat bisa melanjutkan pendidikan, karena saat ini ada yang berlebih tetapi ada yang kekurangan pendaftar.

Pemerintah mulai dari pusat hingga daerah harus mencarikan solusi bagi anak-anak yang tidak bisa melanjutkan sekolah karena terkendala zonasi.

Dia mengatakan, generasi muda ini merupakan penerus bangsa sehingga harus mendapat pendidikan yang layak dan jangan sampai putus sekolah.

"Kalau mereka tidak mendapatkan pendidikan yang layak bisa-bisa kriminal meningkat sebab usia tamatan SMP masih labil dan perlu bimbingan," ujarnya.

Selain itu, tambahnya sekolah swasta juga tidak ada di Solok Selatan sehingga yang tidak diterima di sekolah negeri terancam tidak melanjutkan pendidikan.

Kepala sekolah SMA Negeri 3 Solok Selatan, Akmalu Rijal mengatakan pihaknya pada tahap satu menerima pendaftaran siswa baru sebanyak 432 orang dan tahap dua 164 orang.

Yang tidak lulus tahap satu mendaftar lagi di tahap dua yang jumlahnya sebanyak 164 orang dan dinyatakan lulus 129 orang sesuai kuota yang masih tersedia.

"Kami diberi jatah penerimaan siswa oleh provinsi sebanyak 350 orang sehingga ada 34 orang yang tidak diterima," ujarnya.

Kepala sekolah SMA Negeri 1 Solok Selatan, Asril mengatakan kuota dari provinsi sebanyak 360 orang dan yang masuk hanya 315 orang.

"Kalau untuk penambahan untuk pemenuhan kuota harus ada izin Dinas Pendidikan Provinsi," lanjutnya.