Impor daging kerbau 25.000 ton dari India terhambat

id impor daging,daging kerbau,perum bulog,berdikari

Impor daging kerbau 25.000 ton dari India terhambat

ilustrasi- Daging kerbau yang diperdagangkan di pasar (ANTARA/Azis Senong)

Jakarta (ANTARA) - Perum Bulog menyatakan hingga kini importasi daging kerbau dari India masih terkendala karena negara tersebut masih menerapkan karantina wilayah (lockdown) demi memutus penyebaran COVID-19.

Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog, Tri Wahyudi Saleh dalam jumpa pers virtual di Jakarta, Senin, menjelaskan BUMN Pangan ini mendapat penugasan impor daging kerbau sebanyak 100.000 ton untuk tahun 2020.

Dari total 100.000 ton, seharusnya 25.000 ton daging kerbau sudah bisa masuk ke Indonesia sebelum Lebaran untuk memenuhi kebutuhan protein hewani masyarakat Indonesia. Namun, realisasinya terhambat karena India yang masih menerapkan lockdown.

"Kami sudah melakukan bidding, melakukan lelang di sini, dan sudah siap untuk masuk 25.000 ton. Hanya saja pada saat sudah selesai tendernya, di sana lockdown sampai hari ini," kata Tri.

Tri menjelaskan India masih akan menerapkan lockdown sampai 31 Mei mendatang.

Ia pun menegaskan bahwa stok daging beku dari hewan kerbau sudah tersedia di India, hanya saja tidak ada rumah potong hewan (RPH) yang beroperasi.

"Hewannya ada, tetapi RPH-nya tidak ada yang kerja karena lockdown. Jadi tidak ada yang motong, ini masalah buat kita," kata dia.

Namun demikian, Tri mengaku kebutuhan protein hewani masyarakat Indonesia saat ini dapat dipenuhi melalui ayam ras siap potong dari peternak mandiri.

BUMN sektor perunggasan, PT Berdikari (Persero), mendapat penugasan untuk dapat membeli atau menyerap ayam peternak untuk menstabilisasi harga ayam hidup atau livebird yang jatuh pada beberapa bulan lalu.

Pada April lalu, Berdikari menyatakan telah menyerap 500.000 ekor ayam hidup dari peternak mandiri dengan harga Rp17.500 per kilogram.

"Meskipun protein hewani dari India belum masuk, tapi karena ada Berdikari menyerap ayam dari peternak, itu sudah mengkompensasi kebutuhan protein masyarakat," kata Tri.