Pertamina tambah impor minyak mentah dalam menghadapi pandemi COVID-19

id impor minyak,minyak mentah,pertamina

Pertamina tambah impor minyak mentah dalam menghadapi pandemi COVID-19

ilustrasi - Petugas memeriksa jaringan pipa kilang minyak Pertamina (Antara/HO/Pertamina)

Tambahan impor minyak mentah akan meningkatkan ketersediaan minyak mentah dalam negeri yang akan diolah di kilang Pertamina,
Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina (Persro) menambah impor minyak mentah untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri dalam menghadapi wabah Virus Corona baru penyebab penyakit COVID-19 yang tengah merebak di seluruh dunia.

Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman dalam keterangan tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Jumat, menjelaskan saat ini bisnis migas dunia dihadapkan pada kondisi penyebaran wabah Virus cCorona di hampir semua negara di dunia yang mengakibatkan adanya pembatasan wilayah (lockdown) serta penurunan harga dan konsumsi energi.

“Tambahan impor minyak mentah akan meningkatkan ketersediaan minyak mentah dalam negeri yang akan diolah di kilang Pertamina, sementara tambahan impor produk akan memanfaatkan storage yang tersedia di Indonesia, baik di darat maupun floating (terapung),” ujar Fajriyah.

Ia menambahkan walaupun terdapat tambahan impor minyak mentah, namun Pertamina tetap mengutamakan penyerapan minyak mentah dalam negeri yang didapat baik dari bagian pemerintah (government intake), anak perusahaan Pertamina, dan pembelian bagian KKKS.

Tercatat sampai akhir Februari 2020, total minyak mentah domestik yang diserap dan diolah Pertamina sebesar 669 MBPD atau sekitar 92 persen dari produksi minyak mentah nasional.

Selain itu, jelang tiga minggu masa pembatasan aktivitas di luar rumah, Pertamina juga menjamin ketersediaan pasokan serta memastikan kegiatan operasional penyaluran BBM dan LPG berjalan baik dengan tetap memperhatikan protokol pencegahan COVID-19.

Saat ini pasokan nasional untuk produk jenis gasoline yakni Premium, Pertalite, dan Pertamax berada pada level aman di atas 22 hari, bahkan pasokan produk Pertamax Turbo mencapai 42 hari dan minyak tanah mencapai 89 hari. Adapun produk jenis gasoil yakni Solar dan Dexlite dapat memenuhi ketersediaan di atas 24 hari. Bahkan, pasokan untuk produk Pertamina Dex secara nasional mencapai 53 hari.

“Kami tetap menjaga stok BBM nasional di atas 22 hari meski selama masa aktivitas bekerja dari rumah (work from home), terjadi penurunan konsumsi harian BBM sebesar 16 persen menjadi 113 juta liter dari rata rata komsumsi normal harian sebesar 134 juta liter,” kata Fajriyah.

Seiring dengan kondisi tersebut, Pertamina juga memastikan ketersediaan LPG tetap memadai untuk mendukung aktivitas rumah tangga yang cenderung meningkat. Pasokan LPG secara nasional saat ini berada di level 16 hari.

Peningkatan konsumsi LPG terjadi di sektor LPG untuk rumah tangga. LPG Subsidi 3 kg mengalami kenaikan konsumsi harian hampir 1 persen menjadi 22.117 metrik ton dari konsumsi normal sebesar 21.927 metrik ton.

“Kami terus memonitor peningkatan kebutuhan LPG Subsidi 3 kg. Walaupun terdapat kuota yang telah diatur oleh regulator, namun penyesuaian dengan permintaan penambahan fakultatif dari masing-masing pemerintah daerah dapat diberikan di wilayah yang memang memerlukan, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir,” tegas Fajriyah.