New York (ANTARA) - Saham-saham di Wall Street ditutup bervariasi pada perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), karena investor mencerna data ekonomi terbaru serta laporan laba triwulanan beberapa perusahaan di tengah meningkatnya ancaman Covid-19 (Corona Virus Disease 209).
Saham-saham AS menguat di akhir sesi setelah laporan CNBC, mengutip satu sumber, bahwa Gedung Putih mempertimbangkan insentif pajak bagi warga Amerika untuk membeli saham.
Investor juga masih berusaha untuk mengukur dampak ekonomi dari wabah virus corona China, dengan adanya laporan dari otoritas kesehatan China yang mengatakan lebih dari 5.000 kasus baru pada Jumat (14/2/2020).
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 25,23 poin atau 0,09 persen, menjadi berakhir di 29.398,08 poin. Indeks S&P 500 bertambah 6,22 poin atau 0,18 persen, menjadi ditutup di 3.380,16 poin. Indeks Komposit Nasdaq berakhir naik 19,21 poin atau 0,20 persen, menjadi 9.731,18 poin.
Dalam data ekonomi, indeks sentimen konsumen Universitas Michigan berada di 100,9 untuk Februari, lebih tinggi dari 99,8 pada Januari.
Perkiraan awal penjualan ritel dan layanan makanan AS untuk Januari 2020, disesuaikan untuk variasi musiman serta perbedaan hari libur dan perdagangan, tetapi tidak untuk perubahan harga, mencapai 529,8 miliar dolar AS, meningkat 0,3 persen dari bulan sebelumnya, dan 4,4 persen di atas Januari 2019, Departemen Perdagangan AS mengatakan Jumat (14/2/2020).
Dalam berita perusahaan, Nvidia melaporkan hasil kuartalan pada Kamis (13/2/2020) setelah bel penutupan yang mengalahkan ekspektasi analis.
Perusahaan semikonduktor itu mencatat pendapatan 3,11 miliar dolar AS, naik 41 persen dari tahun sebelumnya, dengan laba per saham dilusian mencapai 1,53 dolar AS, naik 66 persen dari setahun lalu. Saham Nvidia melonjak tujuh persen untuk hari itu.
Pasar Amerika Serikat akan ditutup pada Senin (17/2/2020) untuk Hari Presiden. (*)