Padang Pariaman (ANTARA) - Jenazah warga Sumatera Barat yang menjadi korban kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua diangkut menggunakan tiga penerbangan ke Padang pada Kamis.
"Dijadwalkan jenazah akan tiba hari ini menggunakan maskapai Garuda Indonesia, Lion Air dan Batik Air," kata Humas PT Angkasa Pura II Bandara Internasional Minangkabau Fendrick Sondra di Padang Pariaman, Kamis.
Ia memaparkan maskapai Garuda Indonesia akan mengangkut jenazah atas nama Ibnu dan Iwan dijadwalkan mendarat pada pukul 16.55 WIB.
Sedangkan jenazah atas nama Hendra, Yapet, Nofriani/Linda dan Anto diangkut menggunakan Lion Air dijadwalkan mendarat pada pukul 17.05 WIB.
Kemudian jenazah atas nama Yoga dan Rizki diangkut menggunakan Batik Air dijadwalkan mendarat pada pukul 22.05 WIB.
Sebelumnya Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit menyampaikan rasa duka yang mendalam dan belasungkawa atas meninggalnya sembilan orang warga provinsi itu dalam kerusuhan Wamena.
"Sebagian besar korban berasal dari Pesisir Selatan. Kita ikut berduka dan berharap warga Sumbar lain di Papua bisa tabah dan mencari tempat untuk menyelamatkan diri," katanya.
Ia menyebut berdasarkan komunikasi sementara dengan warga Sumbar di Wamena, perempuan dan anak-anak telah diungsikan ke Jayapura, sementara laki-laki masih bertahan di Wamena.
Sementara Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan menyiapkan delapan unit mobil jenazah untuk menjemput korban meninggal dunia ke Bandara Internasional Minangkabau.
"Jika tidak ada aral melintang jenazah para korban akan tiba di Bandara Internasional Minangkabau pada Kamis (26/9). Agar proses pemulangan jenazah berlangsung lancar kami menyiapkan delapan unit mobil jenazah," kata Bupati Pesisir Selatan Hendrajoni.
Sesampai di Bandara Internasional Minangkabau, jenazah akan disambut oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, selanjutnya diserahkan ke Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan dan dibawa ke rumah duka.
Selain menyiapkan delapan unit mobil jenazah, Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan juga akan memberikan santunan kepada ahli waris.
"Masing-masing ahli waris disantuni Rp9 juta, Rp5 juta dari kabupaten dan sisanya Rp4 juta dari Baznas Pesisir Selatan," katanya.
Berdasarkan data yang dihimpun dari sejumlah camat di Pesisir Selatan, korban kerusuhan yang tewas tercatat menjadi sepuluh orang.
Empat orang berasal dari Nagari Lakitan Utara, Kecamatan Lengayang yakni Hendra Eka Putra (22), Safrianto (36), Jafriantoni (24), dan Riski (3,5).
Berikutnya, Nofriani (40), Ibnu Rizal (8), Nurdin Yakub (28) asal Nagari Taluk, dan Muhamad Iswan (23) asal Nagari Koto Nan Tigo IV Koto Hilie, Kecamatan Batang Kapas.
Selanjutnya warga Kampung langgai, Kecamatan satu warganya juga meninggal dunia pada insiden tersebut yang bernama Nurdi (28).
Serta satu lainnnya berdasarkan keterangan dari Camat IV Nagari Bayang Utara, Ronal Bernando, satu warganya yang bernama Ari Murdani (28) asal Nagari Puluik-Puluik Selatan juga meninggal dunia akibat insiden tersebut.