Bandara Internasional Yogyakarta antisipasi kemungkinan tsunami di pesisir selatan Pulau Jawa

id Bandara kulon progo

Bandara Internasional Yogyakarta antisipasi kemungkinan tsunami di pesisir selatan Pulau Jawa

Manajer Proyek Pembangunan Bandar Udara Internasional Yogyakarta Taochid PH memberikan keterangan kepada wartawan di lantai Bandara Internasional Yogyakarta di Kulon Progo,  Kamis (29/8/2019).  (Agus Salim)

Kulon Progo, (ANTARA) - Pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta Baru di Kabupaten Kulon Progo sudah mengantisipasi kemungkinan terjadinya tsunami di pesisir selatan Pulau Jawa.

"Lantai 2 terminal bandara ini dibuat 15,25 meter," kata Manajer Proyek Pembangunan Bandar Udara Internasional Yogyakarta Taochid P.H. di Kulon Progo, Kamis (29/8).

Dengan ketinggian itu, jika terjadi alarm tsunami di sekitar bandara, masyarakat diumumkan untuk lari atau evakuasi ke terminal bandara itu.

"Sudah disiapkan di lantai 2 dan lantai 3 sebagai tempat evakuasi sementara," katanya.

Bandara Internasional Yogyakarta Baru berada di pesisir selatan Kabupaten Kulon Progo. Sisi selatan bandara itu merupakan pantai dari Samudra Hindia.

Taochid juga menjelaskan di sekitar kawasan pantai juga akan dibangun sabuk hijau.

"Sabuk hijau di sekitar pantai akan mengurangi energi tsunami ketika sampai di bangunan ini," katanya.

Ia menyebutkan berdasarkan perpres, pembangunan sabuk hijau menjadi tanggung jawab pemda, baik kabupaten maupun provinsi.

"Kami siap membantu terlaksananya sabuk hijau itu," katanya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengungkapkan Bandara Internasional Yogyakarta di Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta akan mampu menampung hingga 20 juta penumpang per tahun.

"Ya, ini betul betul sebuah bandara yang sangat besar sekali, terminalnya 219.000 meter persegi. bisa menampung 20 juta penumpang per tahun," kata Jokowi usai meninjau pembangunan terminal keberangkatan internasional bandara itu, Kamis.

Ia menyebutkan jumlah itu meningkat drastis dibanding bandara lama ( Bandara Adisutjipto) yang hanya mampu menampung 1,8 juta penumpang per tahun.

"Lompatannya berapa kali dari 1,8 menjadi 20 juta. Jadi, bayangkan. Ini nanti akan diselesaikan pada bulan Desember, kemudian plus nanti dihubungkan dengan kereta, selesai Maret, Lebaran sudah bisa operasi full 100 persen," katanya.

Presiden juga menyebutkan bandara itu akan terkoneksi dengan semua moda transportasi, kereta dan tol.

"Itu akan terkoneksi semuanya, dan yang terpenting tambahan slot yang sangat besar itu akan diberikan kepada penerbangan penerbangan luar negeri sehingga makin banyak turis yang datang ke Indonesia, khususnya Yogyakarta dan sekitarnya," katanya. (*)