Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito mengatakan label produk bertuliskan "bebas minyak sawit" dapat mengurangi daya saing produk Indonesia.
"Masyarakat harus paham dampak produk mencantumkan 'no palm oil'," kata Penny dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.
Dia mengatakan strategi pemasaran dengan pelabelan tanpa materi minyak palem itu dapat menekan pertumbuhan ekonomi nasional yang salah satunya mengandalkan produk sawit.
Adapun pelabelan "bebas minyak sawit", kata dia, sejatinya tidak diperbolehkan di Indonesia karena bukan merupakan bahan yang berbahaya untuk pangan dan kosmetika.
"Klaim itu tidak berdasar pengetahuan ilmiah yang benar. Palem ini adalah unggulan Indonesia," katanya.
Menurut Penny, pelabelan bebas sawit itu bertujuan membangun konotasi tertentu sehingga mencitrakan produk berbahan minyak palem itu kurang baik.
"Itu pelanggaran. Produk di pasaran dengan mencantumkan tidak mengandung sawit itu produk ilegal," kata dia.
Penny mengatakan dalam upaya pengawasan dan penindakan, BPOM tidak menyetujui pendaftaran produk yang mencantumkan klaim bebas minyak sawit.
"Kami membangun kesepakatan dan komitmen untuk membangun upaya perlindungan terhadap daya saing perdagangan kelapa sawit dan khususnya menghentikan penggunaan label 'palm oil free' yang akan menurunkan daya saing industri kelapa sawit Indonesia," kata dia.
Berita Terkait
BI: Ketegangan global turut picu penurunan ekspor CPO Sumbar
Rabu, 6 November 2024 18:18 Wib
Produk turunan minyak nilam Aceh
Selasa, 22 Oktober 2024 16:16 Wib
Harga pangan Rabu pagi, cabai rawit turun Rp3.230 jadi Rp42.270 per kg
Rabu, 9 Oktober 2024 9:06 Wib
Harga pangan Senin fluktuatif, minyak goreng stabil Rp18.110 per kg
Senin, 7 Oktober 2024 9:14 Wib
Harga cabai keriting pada Kamis naik Rp1.030 jadi Rp32.640 per kg
Kamis, 3 Oktober 2024 9:47 Wib
BPS yakini lonjakan permintaan CPO tidak ganggu kebutuhan dalam negeri
Rabu, 2 Oktober 2024 16:01 Wib
BI ungkap potensi besar ekspor CPO asal Sumbar ke India pada 2025
Rabu, 2 Oktober 2024 10:43 Wib
Sumbar catat peningkatan nilai ekspor hingga 64,40 persen
Selasa, 1 Oktober 2024 17:15 Wib