Pengekspor bersinergi dengan BUMNag Pesisir Selatan

id BUMNag,Kopra,ekspor sumbar

Pengekspor bersinergi dengan BUMNag Pesisir Selatan

Direktur CV Bersama Sikumbang Jaya, Syafrida Hayati Syarien bersama Direktur BUMNag Mutiara Mandiri, Riski Arif. (ANTARA SUMBAR/istimewa)

​​​​​​​Painan (ANTARA) - Pengekspor asal Sumatera Barat siap bersinergi dengan Badan Usaha Milik Nagari (BUMNag) di Kabupaten Pesisir Selatan dalam upaya memanfaatkan sumber daya alam yang belum terkelola secara maksimal.

"Sejauh ini kami telah bekerja sama dengan BUMNag Mutiara Mandiri, Kecamatan Ranah Pesisir dalam mengelola kopra putih," kata Direktur CV Bersama Sikumbang Jaya, Syafrida Hayati Syarien ketika berkunjung ke kantor BUMNag Mutiara Mandiri, Selasa.

Kopra putih tersebut, lanjutnya diekspor ke beberapa negara mulai dari Pakistan, Bangladesh, India dan sejumlah negara lainnya di kawasan Timur Tengah.

Berikutnya jika kerja sama pengelolaan kopra putih berjalan dengan baik maka akan ditingkatkan dengan pengolahan air kelapa menjadi "Nata De Coco".

"Saat ini dalam pengelolaan kopra putih air kelapa di buang begitu saja. Namun kedepan akan diolah menjadi "Nata De Coco"," sebutnya.

Ke depan, ungkapnya, pihaknya terus membuka kesempatan kerja sama dengan BUMNag lain, dengan harapan lembaga usaha tersebut bisa mandiri, memberdayakan masyarakat serta menghasilkan pundi-pundi rupiah.

Sementara itu, Direktur BUMNag Mutiara Mandiri, Riski Arif mengaku telah mengekspor kopra putih perdana bersama CV Bersama Sikumbang Jaya pada akhir Juli 2019 sebanyak 10 ton.

Melalui usaha kopra putih tersebut pihaknya mengaku telah memperkerjakan 15 orang warga setempat, masing-masing mereka memiliki tugas mulai dari membelah buah kelapa, mengupas dagingnya hingga menjemur dan lainnya.

Tidak hanya itu, usaha yang baru dirintis tersebut juga berdampak kepada pendapatan petani setempat melalui penjualan buah kelapa milik mereka.

"Kami membeli buah kelapa tidak per butir namun per kilo, satu kilogram kami beli dengan harga Rp1.200 hingga Rp1.500 tergantung kualitasnya," sambungnya.

Dengan cara itu, lanjutnya petani kelapa mendapat untung pada kisaran Rp300 hingga Rp400 per butir buah kelapa.