Jakarta, (ANTARA) - Organisasi pendiri Partai Golkar Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotong Royong (Kosgoro) 1957 secara resmi memberikan dukungannya kepada Airlangga Hartarto dalam Musyawarah Nasional Partai Golkar 2019.
Kesepakatan dukungan itu diambil melalui Musyawarah Pimpinan Nasional (Muspinas) V Kosgoro 1957 yang dihadiri ratusan anggota Kosgoro di Jakarta, Rabu malam.
"Muspinas V Kosgoro menyatakan mencalonkan, mendukung dan siap bekerja memenangkan kader Kosgoro 1957 bapak Airlangga Hartarto sebagai ketua umum Golkar 2019-2024," kata Ketua PDK Kosgoro 1957 Provinsi Maluku Utara Edi Langkara membacakan hasil Muspinas V Kosgoro.
Edi menyampaikan bahwa keputusan itu diambil setelah Muspinas V Kosgoro mencermati bahwa dampak empat kali pergantian ketua umum Golkar pada periode 2014-2019 tidak memberikan rentang waktu bagi kepemimpinan Golkar untuk dapat bekerja secara maksimal kendati mampu membawa Golkar meraih peringkat kedua di parlemen.
Selain itu karena terbatasnya masa kerja Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, maka secara praktis mengakibatkan kerja konsolidasi menjadi tidak terlaksana secara menyeluruh, lantaran ketua umum harus fokus pada agenda pemenangan pemilu.
"Diperlukan kesinambungan sinergitas Kosgoro dan DPP Golkar untuk menyempurnakannya," kata Edi.
Dukungan tertulis hasil Muspinas V Kosgoro itu kemudian diserahkan oleh Ketua Pimpinan Pusat Kolektif Kosgoro 1957 Agung Laksono kepada Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto.
Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto yang hadir dalam deklarasi dukungan itu mengucapkan terima kasih atas amanah yang diberikan Kosgoro 1957.
"Saya mengucapkan terima kasih diberi amanah Kosgoro untuk kembali memimpin," kata Airlangga.
Airlangga mengakui selama dirinya menjabat ketua umum, proses kaderisasi belum bisa berjalan sempurna lantaran setahun terakhir Golkar langsung fokus terhadap pemenangan pemilu.
Selain itu dalam waktu kepemimpinan yang terbatas dia mengakui struktur kepengurusan bekum berjalan normal.
"Kita harap ke depan dalam posisi normal, sehingga bisa tercipta kaderisasi daerah," jelas Airlangga.
Turut hadir dalam acara itu politisi senior Golkar yang juga Wakil Presiden RI Jusuf Kalla. Dalam sambutannya JK mengamanatkan bahwa Golkar harus menjadi partai yang demokratis.
Jusuf Kalla meminta seluruh kader Golkar mengakhiri kebiasaan lama membentuk partai baru atas ketidakpuasan dalam proses demorkasi dalam partai.
"Kita harus mengakhiri kebiasaan lama, apabila tidak puas di Golkar bikin partai lain. Kalau partai itu digabung lagi menjadi satu, Golkar akan mencapai 40 persen suara," kata Jusuf Kalla. (*)