Ini makna Idul Fitri di mata para pemimpin dunia
Jakarta, (ANTARA) -
Idul Fitri menyimpan makna penting bagi umat Muslim seluruh dunia, sebagai perayaan kemenangan iman setelah sebulan lamanya belajar menahan nafsu, lapar, dan haus.
Hari Raya ini juga menjadi momentum bagi umat Islam untuk menyempurnakan hubungan vertikal dengan Allah SWT, dan secara horizontal membangun hubungan sosial yang baik.
Karenanya, saat Idul Fitri tiba, orang-orang memohon maaf kepada satu sama lain agar salah dan khilaf diampuni, sehingga mereka bisa kembali ke fitrah---kembali suci.
Lalu bagaimana para pemimpin dunia memaknai Hari Raya yang hadir setiap tahun sekali ini?
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) mengajak warganya menjadikan Idul Fitri sebagai ajang mempererat kembali persatuan dan persaudaraan sebagai sebuah bangsa.
“Dengan hati yang fitri pula, mari bersama membangun bangsa Indonesia yang lebih baik, lebih maju, lebih adil, dan lebih makmur,” kata Jokowi dalam video ucapan Idul Fitri 1440 Hijriah yang diunggah ke akun Twitter @jokowi.
Tidak lupa, Jokowi juga mengucapkan selamat jalan dan “selamat sampai tujuan” kepada para pemudik yang menjalankan tradisi pulang ke kampung halaman untuk bersilaturahim dengan keluarga dan handai taulan.
Presiden Rusia Vladimir Putin menganggap Idul Fitri, sebagai puncak bulan suci Ramadhan, mengubah orang-orang beriman ke nilai-nilai spiritual dan moral Islam yang tinggi, ke tradisi dan adat nenek moyang mereka.
Melalui pesan yang ditautkan di akun Twitter Kedutaan Besar Rusia di Indonesia @RusEmbJakarta, Putin menyebut nilai-nilai Islam mendorong kebaikan dan kasih sayang, dan merawat mereka yang membutuhkan bantuan dan dukungan.
“Dengan kepuasan mendalam, saya ingin mencatat bahwa organisasi-organisasi Muslim memberikan kontribusi terhormat untuk pengembangan dialog antar-agama dan antar-etnis, dan persatuan masyarakat Rusia,” tulis Putin dalam pesan Idul Fitri kepada Muslim Rusia.
Organisasi Muslim di Rusia secara konsisten dan tegas menentang intoleransi agama dan ekstremisme, memperkuat kerja sama dengan negara dan secara aktif terlibat dalam amal dan inisiatif pendidikan.
“Saya yakin bahwa komunitas Muslim Rusia akan terus berpartisipasi penuh dalam kehidupan negara dan mempromosikan pelestarian warisan sejarah, budaya dan spiritual kita yang tak ternilai melalui karya yang bermanfaat,” tutur Putin.
Sama halnya di Rusia, Idul Fitri juga dilihat sebagai kesempatan untuk menunjukkan nilai-nilai Islam yang terbaik di Kanada.
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dalam video yang diunggah di akun Twitter @JustinTrudeau menyatakan komitmen pemerintahnya untuk selalu mendukung komunitas Muslim Kanada, dan terus berjuang melawan Islamofobia dan kebencian dalam segala bentuk.
Menandai akhir bulan Ramadhan yang digunakan untuk puasa dan refleksi spiritual, Idul Fitri adalah waktu bagi perayaan.
“Dan ini adalah kesempatan untuk menghormati nilai-nilai utama Islam, mulai dari pelayanan dan kemurahan hati, hingga kedamaian dan kasih sayang,” kata Trudeau.
Seperti di banyak negara, Idul Fitri menjadi momentum menyenangkan bagi tiga juta umat Muslim di Inggris, dimana mereka dapat menghabiskan waktu bersama keluarga dan orang-orang terkasih.
Selama Ramadhan, Perdana Menteri Inggris Theresa May melihat nilai-nilai terbaik yang menyatukan bangsanya yaitu toleransi, rasa hormat, dan ketidakegoisan.
Sayangnya, menurut May, ada orang-orang yang berusaha menabur perpecahan dan menyebarkan ketakutan---diantaranya dengan melakukan aksi teror yang menargetkan Muslim di luar negeri dan di Inggris, menyasar orang-orang tidak bersalah yang sedang beribadah atau menjalani keseharian mereka.
“Tidak ada tempat di masyarakat kita untuk ideologi keji yang menghasut kebencian dan ketakutan, dan saya mendukung Muslim di Inggris dan di seluruh dunia melawan mereka yang berusaha menghancurkan nilai-nilai kita,” kata May dalam pesan yang ditautkan ke akun Twitter @theresa_may.
“Jadi saat kita berkumpul bersama dalam merayakan Idul Fitri ini---untuk berbagi makanan dan hadiah dengan keluarga, teman, dan kolega---marilah kita pertahankan nilai-nilai baik yang kita bagi,” ia melanjutkan.
Di belahan benua lain, pesan damai dan sukacita Idul Fitri disampaikan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Menurut Trump, Idul Fitri memberikan kesempatan bagi umat Muslim, di Amerika Serikat dan di seluruh dunia, untuk memperbarui komitmen mereka untuk membantu sesama yang kurang beruntung, untuk memperkuat iman mereka kepada Tuhan, dan untuk terlibat dalam ibadah dengan orang lain.
“Kami berharap liburan ini membawa sukacita dan kedamaian bagi semua yang merayakannya, dan kami berdoa agar komunitas di seluruh dunia merasakan berkat kasih, pengampunan, dan niat baik Tuhan yang berlimpah,” kata Trump dalam pesan resmi yang dirilis di situs Gedung Putih.
Selain para pemimpin tersebut, ucapan Idul Fitri 1440 Hijriah juga disampaikan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, Wakil Presiden merangkap Perdana Menteri Uni Emirat Arab Mohammed bin Rashid Al Maktoum, dan Perdana Menteri India Narendra Modi.
PM Modi berharap “hari istimewa ini menyalakan semangat keselarasan, kasih sayang, dan kedamaian dan masyarakat kita”.
Sementara Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas mendoakan “mereka yang tahun ini tidak bisa merayakan Idul Fitri dengan tenang bersama keluarga akibat perang, kekerasan, atau sedang berada dalam pelarian.”
Nyatanya Ramadhan dan Idul Fitri tidak hanya membawa pengalaman berarti bagi umat Muslim.
Duta Besar Australia untuk Indonesia Gary Quinlan, misalnya, menyebut Ramadhan sebagai masa yang sangat mengesankan dimana orang-orang bisa lebih berefleksi untuk memikirkan lebih jauh mengenai amal kebaikan, komunitas, dan keluarganya.
“Ini adalah hadiah dari Islam untuk kita semua, tidak hanya untuk komunitas Muslim, tetapi dari komunitas Muslim untuk kita semua,” kata Gary dalam video yang diunggah di akun Twitternya.
Sedangkan Duta Besar Singapura untuk Indonesia Anil Kumar Nayar menekankan pentingnya makna Idul Fitri sebagai momentum bagi umat Muslim memperkuat tali kasih dengan sesama dan orang yang dicintai, serta saling memaafkan satu sama lain.
“Walaupun kita satu sama lain memiliki tradisi, kepercayaan, dan budaya yang berbeda, namun, kita saling berbagi semangat Idul Fitri yakni kebaikan, rasa syukur, dan saling memaafkan,” kata dia dalam video yang diunggah di akun Facebook Kedutaan Besar Singapura di Jakarta itu. (*)
Hari Raya ini juga menjadi momentum bagi umat Islam untuk menyempurnakan hubungan vertikal dengan Allah SWT, dan secara horizontal membangun hubungan sosial yang baik.
Karenanya, saat Idul Fitri tiba, orang-orang memohon maaf kepada satu sama lain agar salah dan khilaf diampuni, sehingga mereka bisa kembali ke fitrah---kembali suci.
Lalu bagaimana para pemimpin dunia memaknai Hari Raya yang hadir setiap tahun sekali ini?
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) mengajak warganya menjadikan Idul Fitri sebagai ajang mempererat kembali persatuan dan persaudaraan sebagai sebuah bangsa.
“Dengan hati yang fitri pula, mari bersama membangun bangsa Indonesia yang lebih baik, lebih maju, lebih adil, dan lebih makmur,” kata Jokowi dalam video ucapan Idul Fitri 1440 Hijriah yang diunggah ke akun Twitter @jokowi.
Tidak lupa, Jokowi juga mengucapkan selamat jalan dan “selamat sampai tujuan” kepada para pemudik yang menjalankan tradisi pulang ke kampung halaman untuk bersilaturahim dengan keluarga dan handai taulan.
Presiden Rusia Vladimir Putin menganggap Idul Fitri, sebagai puncak bulan suci Ramadhan, mengubah orang-orang beriman ke nilai-nilai spiritual dan moral Islam yang tinggi, ke tradisi dan adat nenek moyang mereka.
Melalui pesan yang ditautkan di akun Twitter Kedutaan Besar Rusia di Indonesia @RusEmbJakarta, Putin menyebut nilai-nilai Islam mendorong kebaikan dan kasih sayang, dan merawat mereka yang membutuhkan bantuan dan dukungan.
“Dengan kepuasan mendalam, saya ingin mencatat bahwa organisasi-organisasi Muslim memberikan kontribusi terhormat untuk pengembangan dialog antar-agama dan antar-etnis, dan persatuan masyarakat Rusia,” tulis Putin dalam pesan Idul Fitri kepada Muslim Rusia.
Organisasi Muslim di Rusia secara konsisten dan tegas menentang intoleransi agama dan ekstremisme, memperkuat kerja sama dengan negara dan secara aktif terlibat dalam amal dan inisiatif pendidikan.
“Saya yakin bahwa komunitas Muslim Rusia akan terus berpartisipasi penuh dalam kehidupan negara dan mempromosikan pelestarian warisan sejarah, budaya dan spiritual kita yang tak ternilai melalui karya yang bermanfaat,” tutur Putin.
Sama halnya di Rusia, Idul Fitri juga dilihat sebagai kesempatan untuk menunjukkan nilai-nilai Islam yang terbaik di Kanada.
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dalam video yang diunggah di akun Twitter @JustinTrudeau menyatakan komitmen pemerintahnya untuk selalu mendukung komunitas Muslim Kanada, dan terus berjuang melawan Islamofobia dan kebencian dalam segala bentuk.
Menandai akhir bulan Ramadhan yang digunakan untuk puasa dan refleksi spiritual, Idul Fitri adalah waktu bagi perayaan.
“Dan ini adalah kesempatan untuk menghormati nilai-nilai utama Islam, mulai dari pelayanan dan kemurahan hati, hingga kedamaian dan kasih sayang,” kata Trudeau.
Seperti di banyak negara, Idul Fitri menjadi momentum menyenangkan bagi tiga juta umat Muslim di Inggris, dimana mereka dapat menghabiskan waktu bersama keluarga dan orang-orang terkasih.
Selama Ramadhan, Perdana Menteri Inggris Theresa May melihat nilai-nilai terbaik yang menyatukan bangsanya yaitu toleransi, rasa hormat, dan ketidakegoisan.
Sayangnya, menurut May, ada orang-orang yang berusaha menabur perpecahan dan menyebarkan ketakutan---diantaranya dengan melakukan aksi teror yang menargetkan Muslim di luar negeri dan di Inggris, menyasar orang-orang tidak bersalah yang sedang beribadah atau menjalani keseharian mereka.
“Tidak ada tempat di masyarakat kita untuk ideologi keji yang menghasut kebencian dan ketakutan, dan saya mendukung Muslim di Inggris dan di seluruh dunia melawan mereka yang berusaha menghancurkan nilai-nilai kita,” kata May dalam pesan yang ditautkan ke akun Twitter @theresa_may.
“Jadi saat kita berkumpul bersama dalam merayakan Idul Fitri ini---untuk berbagi makanan dan hadiah dengan keluarga, teman, dan kolega---marilah kita pertahankan nilai-nilai baik yang kita bagi,” ia melanjutkan.
Di belahan benua lain, pesan damai dan sukacita Idul Fitri disampaikan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Menurut Trump, Idul Fitri memberikan kesempatan bagi umat Muslim, di Amerika Serikat dan di seluruh dunia, untuk memperbarui komitmen mereka untuk membantu sesama yang kurang beruntung, untuk memperkuat iman mereka kepada Tuhan, dan untuk terlibat dalam ibadah dengan orang lain.
“Kami berharap liburan ini membawa sukacita dan kedamaian bagi semua yang merayakannya, dan kami berdoa agar komunitas di seluruh dunia merasakan berkat kasih, pengampunan, dan niat baik Tuhan yang berlimpah,” kata Trump dalam pesan resmi yang dirilis di situs Gedung Putih.
Selain para pemimpin tersebut, ucapan Idul Fitri 1440 Hijriah juga disampaikan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, Wakil Presiden merangkap Perdana Menteri Uni Emirat Arab Mohammed bin Rashid Al Maktoum, dan Perdana Menteri India Narendra Modi.
PM Modi berharap “hari istimewa ini menyalakan semangat keselarasan, kasih sayang, dan kedamaian dan masyarakat kita”.
Sementara Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas mendoakan “mereka yang tahun ini tidak bisa merayakan Idul Fitri dengan tenang bersama keluarga akibat perang, kekerasan, atau sedang berada dalam pelarian.”
Nyatanya Ramadhan dan Idul Fitri tidak hanya membawa pengalaman berarti bagi umat Muslim.
Duta Besar Australia untuk Indonesia Gary Quinlan, misalnya, menyebut Ramadhan sebagai masa yang sangat mengesankan dimana orang-orang bisa lebih berefleksi untuk memikirkan lebih jauh mengenai amal kebaikan, komunitas, dan keluarganya.
“Ini adalah hadiah dari Islam untuk kita semua, tidak hanya untuk komunitas Muslim, tetapi dari komunitas Muslim untuk kita semua,” kata Gary dalam video yang diunggah di akun Twitternya.
Sedangkan Duta Besar Singapura untuk Indonesia Anil Kumar Nayar menekankan pentingnya makna Idul Fitri sebagai momentum bagi umat Muslim memperkuat tali kasih dengan sesama dan orang yang dicintai, serta saling memaafkan satu sama lain.
“Walaupun kita satu sama lain memiliki tradisi, kepercayaan, dan budaya yang berbeda, namun, kita saling berbagi semangat Idul Fitri yakni kebaikan, rasa syukur, dan saling memaafkan,” kata dia dalam video yang diunggah di akun Facebook Kedutaan Besar Singapura di Jakarta itu. (*)