BPS: kunjungan wisatawan asing ke Sumbar didominasi turis Malaysia

id kunjungan wisatawan,malaysia

BPS: kunjungan wisatawan asing ke Sumbar didominasi turis Malaysia

Belasan wisatawan asal Malaysia terdiri atas jurnalis, bloger, youtuber dan agen biro perjalanan usai menikmati kuliner khas Padang di Pasir Jambak, pada Rabu (28/11). (Antara Sumbar/Ikhwan Wahyudi)

Padang, (Antaranews Sumbar) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Barat mencatat pada 2018 provinsi itu paling banyak dikunjungi oleh wisatawan asing dari Malaysia dengan jumlah mencapai 44.344 orang.

"Dari 54.369 wisatawan asing yang berkunjung ke Sumbar paling banyak dari Malaysia, kendati mengalami penurunan 6 persen dibandingkan 2017 yang mencapai 46.4492 orang," kata Kepala BPS Sumbar Sukardi di Padang, Jumat.

Menurutnya setelah Malaysia kunjungan wisatawan asing terbanyak berasal dari Australia sebanyak 3.004 orang, Singapura 1.729 orang, Perancis 688 orang, Amerika Serikat 562 orang, dan Inggris 438 orang.

Ia memastikan jumlah yang terdata tersebut adalah wisatawan yang masuk melalui imigrasi di Bandara Internasional Minangkabau karena jika sebelumnya dari Jakarta atau Medan maka akan didata lewat bandara kedatangan.

Sebelumnya Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Sumatera Barat menilai pada 2018 kunjungan wisatawan ke Sumbar merupakan yang terbaik dibanding tahun sebelumnya.

"Teman-teman hotel senang, karena tingkat hunian nyaris penuh, biasanya kan ada musim ramai dan sepi, tapi tahun ini cukup merata," kata Ketua Asita Sumbar Ian Hanafiah.

Asita menilai untuk meningkatkan kunjungan wisatawan perlu penambahan rute penerbangan dari Jakarta ke Padang untuk menekan harga tiket yang tergolong mahal akibat tingginya permintaan.

"Info dari maskapai, tahun ini tingkat keterisian pesawat lumayan tinggi, ini menyebabkan tiket mahal, jika pemerintah provinsi ingin meningkatkan kunjungan wisatawan solusinya penambahan jadwal penerbangan," katanya.

Menurutnya dibandingkan dibandingkan rute Pekanbaru-Jakarta dengan Padang-Jakarta yang jaraknya relatif tiket ke Padang jauh lebih mahal.

"Ini terjadi karena hukum pasar saat permintaan tinggi harga naik, menandakan orang juga ramai ke Padang, maskapai tentu saja akan mengambil untung karena dijual mahal saja laku," katanya. (*)