Pengurus IPI Pesisir Selatan dikukukan

id Ikatan Pustakawan Indonesia,IPI Pesisir Selatan

Pengurus IPI Pesisir Selatan dikukukan

Pengurus Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) Pesisir Selatan. (ANTARA SUMBAR/istimewa)

Painan, (Antaranews Sumbar) - Pengurus Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat dikukuhkan sebagai bentuk keseriusan dalam meningkatkan minat baca masyarakat di daerah setempat, Senin.

Pada kegiatan itu, Lisda Hendrajoni yang merupakan ketua TP-PKK kabupaten setempat dikukuhkan sebagai ketua I, sementara ketua II dijabat oleh Wildan yang merupakan kepala subbagian hubungan masyarakat, bagian hubungan masyarakat dan protokoler sekretariat kabupaten setempat.

Berikutnya, sekretaris I dijabat oleh Warna Solmenon, sekretaris II dijabat Syafrianto dan bendahara dijabat oleh Fitma Reni.

"Melalui pengukuhan ini kami mendorong agar pengurus mampu memberikan warna baru bagi pustaka-pustaka di Pesisir Selatan, sehingga pustaka menjadi tempat yang menyenangkan," kata pejabat IPI Sumatera Barat, Sosifindra usai kegiatan itu.

Sehingga, tambahnya, kedatangan pelajar ataupun mahasiswa ke pustaka bukan lagi karena tugas yang menumpuk namun menjadi rutinitas mereka sehari-hari.

"Mewujudkan hal itu tentu saja pustaka mesti nyaman, buku-buku yang tersedia beragam, dan mereka mendapat pelayanan yang memadai," katanya lagi.

Sementara itu, Ketua I IPI Pesisir Selatan, Lisda Hendrajoni menyebutkan, pengukuhan IPI akan dijadikan sebagai cambuk dalam meningkatkan minat baca masyarakat setempat.

"Banyak hal yang akan mesti diselesaikan, mulai dari meningkatkan jumlah pustaka, taman baca dan lainnya," sebutnya.

Bahkan yang tidak kalah penting menurutnya ialah upaya menumbuhkembangkan minat baca bagi masyarakat setempat sedini mungkin baik di tingkat kabupaten hingga nagari (desa adat).

Ia mengungkap, berdasarkan survei Program For International Student Assisment atau PISA menyebutkan budaya literasi di Indonesia pada 2012 menempati urutan ke 64 dari 65 negara yang disurvei.

Sementara pada tahun yang sama, UNESCO mencatat dari seribu orang hanya satu orang masyarakat di Indonesia yang memiliki minat baca.

"Ini merupakan tantangan bagi kami, semoga kami mampu mengemban tugas mulia ini dengan maksimal," kata Lisda. (*)