Telah 1.000 hektare lebih lahan di Solok Selatan diasuransikan

id asuransi sawah,asuransi lahan pertanian,pertanian solok selatan

Telah 1.000 hektare lebih lahan di Solok Selatan diasuransikan

(ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww/18.)

Padang Aro, (Antaranews Sumbar) - Lahan pertanian di Solok Selatan, Sumatera Barat, yang telah diasuransikan pada 2018 seluas 1.174,84 hektare, kata Kepala Dinas Pertanian setempat Tri Handoyo Gunardi .

"Target kami tahun ini asuransi usaha tanaman pangan seluas 1.500 hektare melalui Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP). Yang sudah terealisasi seluas 1.174,84 hektare," katanya di Padang Aro, Selasa.

Dia menjelaskan asuransi lahan pertanian akan mengurangi risiko bagi petani apabila lahan mereka terkena bencana alam yang membuat gagal panen, seperti banjir dan tanah longsor.

Sebagai contoh, katanya, banjir yang terjadi pada Minggu 9/12 di Koto Parik Gadang Diateh yang merusak dua hektare lahan siap panen dan 0,5 hektate akan panen.

"Saat kami tanya apakah mereka ikut asuransi ternyata jawabannya belum padahal kalau ikut lahan 0,5 hektare tersebut akan diberikan ganti rugi," katanya.

Pemerintah daerah katanya, mendorong kelompok tani maupun perorangan untuk mengasuransikan lahan pertaniannya supaya saat terjadi bencana bisa mengurangi risiko kerugian.

Premi yang dibayarkan tidak besar hanya Rp36 ribu per hektare. Apabila gagal panen akibat bencana maka akan diganti Rp6 juta per hektare.

Asuransi ini, sebutnya preminya disetorkan langsung oleh kelompok tani maupun perorangan.

Dia menambahkan, hingga Oktober produksi padi Solok Selatan mencapai 106.063 ton dengan luas tanam 24.627 dan panen seluas 19.344 hektare.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Solok Selatan Johny Hasan Basri mengatakan banjir pada Minggu (9/12) pukul 20.00 WIB terjadi di lokasi sungai panduan batu tunggau Koto Parik Gadang Diateh yang mengakibatkan pagar SDN 06 skitar 50 meter roboh.

Selanjutnya sawah masyarakat 10 hektare siap panen tertimbun material pasir, lumpur dan kayu bekas tebangan dan empat unit rumah masyarakat terkena banjir lumpur.

Banjir tersebut terjadi karena pendangkalan dasar sungai oleh material pasir dan lumpur sepanjang 1.500 meter

"Usai banjir pada Senin 10/12 kami melakukan pengerukan sungai dan berkoordinasi dengan Satpol PP dan Damkar untuk pembersihan sekolah dan rumah masyarakat," katanya. (*)