Kasus influenza di pengungsian gempa Sulteng mulai meningkat

id Gempa palu,Gangguan kesehatan pengungsi ,Kemenkes

Kasus influenza di pengungsian gempa Sulteng mulai meningkat

Warga korban gempa tsunami Palu mengantre sembako di Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (5/10). Memasuki hari ketujuh pascagempa, sejumlah bantuan dari berbagai institusi baik pemerintah maupun relawan mulai dibagikan di sejumlah wilayah terdampak gempa dan tsunami. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc/18.

Palu, (Antaranews Sumbar) - Kasus influenza mulai meningkat di pos-pos pengungsian pascagempa 7,4 Skala Richter yang mengguncang Sulawesi Tengah, kata Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto.

Achmad mengatakan di Palu, Jumat, gejala-gejala penyakit mulai muncul pada kelompok rentan yang daya tahan tubuhnya rendah.

"Pasti dengan tinggal di pengungsian dengan fasilitas yang seadanya selama seminggu ini kelompok rentan khususnya balita karena daya tahan tubuhnya belum sebaik orang dewasa pasti yang akan sakit duluan. Kami sudah identifikasi bahwa sekarang sudah mulai banyak meningkat kasus influenza batuk pilek," kata dia.

Dia menerangkan kasus influenza pada pengungsi tersebut akan berubah menjadi infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) apabila tidak segera ditangani oleh tim medis.

Yurianto menerangkan penyakit lain yang muncul ialah gangguan pada pencernaan akibat keterbatasan air dan sanitasi yang masih belum memadai.

"Makanan masih merupakan yang didapat dari mana saja, penyakit gangguan pencernaan mual, muncul diare dan sebagainya. Ini sesuatu yang sudah kita antisipasi," kata dia.

Yurianto mengatakan permasalahan dasar dari munculnya berbagai kasus tersebut karena pengungsian yang tidak layak, sanitasi yang tidak sehat, dan kebutuhan air bersih yang kurang memadai.

Dia menambahkan penyakit-penyakit yang terkait dengan kejiwaan juga sudah mulai muncul.

"Orang yang kehilangan keluarga, yang tidak pasti keluarganya di mana, itu mau tidak mau sudah menjadi penyakit. Mulai dia stres dan sebagainya ini juga penyakit yang harus kita lihat. Oleh karena itu, terapi kita lakukan," kata Yurianto. (*)

Baca juga: Pemerintah hanya terima bantuan uang dari LSM internasional untuk pemulihan pascagempa Sulteng

Baca juga: Wapres tegaskan Pemerintah tidak minta bantuan asing untuk gempa Sulteng

Baca juga: Perekonomian di Palu harus segera pulih untuk percepat pembangunan, kata Wapres