Bappenas sebut Indonesia fokus perbaiki defisit neraca transaksi berjalan

id Bambang Brodjonegoro

Bappenas sebut Indonesia fokus perbaiki defisit neraca transaksi berjalan

Bambang Brodjonegoro. (Antara)

Jakarta, (Antaranews Sumbar) - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro mengatakan, walaupun bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve menaikkan suku bunga acuannya, pemerintah Indonesia harus tetap fokus memperbaiki defisit neraca transaksi berjalan.

"Yang penting, kita harus tunjukkan bahwa kita akan terus berupaya memperbaiki masalah struktural defisit di transaksi berjalan," ujar Bambang di Jakarta, Kamis.

Bambang mengatakan, kenaikan suku bunga acuan The Fed atau Fed Fund Rate (FFR) memang sudah diantisipasi oleh para pelaku pasar. Rupiah pun melemah terhadap dolar AS.

Pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi, bergerak melemah sebesar 17 poin menjadi Rp14.908 dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.891 per dolar AS.

"Makanya terjadi pelemahan rupiah kan. Itu kan sesuatu yang sudah diantisipasi. Terkait arus modal, tentunya kita harus lihat bagaimana pandangan dari investment manager terhadap portfolio dari emerging markets, termasuk Indonesia," kata Bambang.

Saat ditanyakan apakah kenaikan suku bunga acuan The Fed perlu disikapi dengan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia BI 7-Days Reverse Repo Rate, Bambang mengatakan bank sentral tentunya punya pertimbangan tersendiri.

"Terserah otoritas moneter, mereka punya pertimbangan lain. Tapi dari sisi pemerintah, kita harus tunjukkan konsistensi memperbaiki defisit transaksi berjalan," ujar Bambang.

The Fed pada Rabu (26/9) lalu, menaikkan suku bunga jangka pendeknya sebesar seperempat persen atau 25 basis poin menjadi 2-2,5 persen, yang merupakan kenaikan suku bunga ketiga tahun ini dan langkah kedelapan sejak akhir 2015.

The Fed mengatakan pasar tenaga kerja AS terus menguat dan kegiatan ekonomi telah "meningkat pada tingkat yang kuat", dengan belanja rumah tangga dan investasi bisnis tumbuh tinggi. Bank sentral juga mengatakan baik inflasi maupun apa yang disebut inflasi inti untuk barang-barang selain makanan dan energi mendekati target bank sentral sebesar 2,00 persen.

Bank sentral memperkirakan ekonomi AS akan tumbuh 3,1 persen tahun ini, lebih tinggi dari 2,8 persen yang diperkirakan pada Juni, menurut proyeksi ekonomi terbaru The Fed yang dirilis pada Rabu (26/9).

Pejabat-pejabat The Fed memperkirakan satu kenaikan suku bunga lagi tahun ini, menurut perkiraan median untuk suku bunga federal fund. Sebagian besar pelaku pasar memperkirakan bahwa bank sentral akan menaikkan suku bunga lagi pada pertemuan kebijakan Desember.

Bank sentral juga mengurangi penggunaan kalimat, "sikap kebijakan moneter tetap akomodatif" dari pernyataannya. (*)