Agam Umumkan Kelulusan UN SMP Melalui SMS

id kepala dinas pendidikan agam

Agam Umumkan Kelulusan UN SMP Melalui SMS

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Agam, Isra (yusrizal)

Lubukbasung, (Antaranews Sumbar) - Pemerintah Kabupaten Agam, Sumatera Barat mengumumkan kelulusan hasil Ujian Nasional (UN) tingkat SMP dan MTs melalui Short Message Service (SMS) untuk menghindari coret-coretan baju seragam sekolah.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Agam, Isra di Lubukbasung, Minggu, mengatakan, pihaknya telah menyurati sekolah agar mengumumkan hasil UN melalui SMS ke nomor telepon genggam milik orang tua murid.

"Dalam surat itu, pihak sekolah diminta agar tidak mengumumkan hasil UN yang ditempelkan di papan pengumuman sekolah," katanya.

Ia menambahkan, kebijakan ini telah di lakukan semenjak 2017 dalam mengantisipasi siswa melakukan coret-coretan baju seragam sekolah, karena baju ini bisa dimanfaatkan bagi siswa lain yang membutuhkan.

Selain itu, untuk mengantisipasi kebut-kebutan setelah mereka mengetahui kelulusan UN.

"Dengan diumumkan melalui SMS, maka siswa tidak akan datang ke sekolah dan aksi coret-coretan seragam sekolah atau kebut-kebutan tidak akan terjadi," katanya.

Rencananya, hasil UN SMP ini akan diumumkan pada Senin (28/5).

Jumlah siswa SMP dan MTs di daerah itu mengikuti UN sebanyak 8.465 orang. Mereka ini berasal dari siswa SMP sebanyak 5.015 orang dan MTs sebanyak 2.450 orang.

Dari 8.465 siswa itu sebanyak 5.697 orang mengikuti ujian berbasis komputer (UNBK) dari 53 sekolah dan 2.768 siswa mengikuti ujian berbasis kertas pensil dari 46 sekolah.

Ia merinci dari 5.697 peserta UNBK, 3.784 orang berasal dari 41 SMP dan 1.913 orang dari 32 MTs. Hanya saja untuk MTs sekolah pelaksana hanya 12, sisanya 20 sekolah digabungkan.

Sementara dari 2.768 siswa yang mengikuti UNKP, 1.231 orang diantaranya dari 20 SMP dan 1.537 lainnya dari 26 MTs.

Ketua Komisi IV Bidang Pendidikan dan Kesra DPRD Agam, Irfan Amran mendukung upaya yang dilakukan dinas dalam mengantisipasi coret-coretan baju seragam dan kebut-kebutan.

Ini mengingatkan bahwa seragam sekolah itu bisa dimanfaatkan bagi siswa lain.

"Lebih baik seragam diserahkan kepada siswa yang membutuhkan, dari pada dicoret," katanya.*