Spanyol Harapkan Indonesia Pasok Seafood

id KERANG LAUT

Spanyol Harapkan Indonesia Pasok Seafood

Nelayan mengumpulkan kerang di pinggir pantai Singaraja, Indramayu, Jawa Barat, Sabtu (19/8). Nelayan memanfaatkan surutnya air laut untuk mencari kerang yang dijual seharga Rp17.000 per kilogram. (ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/foc/17.)

London, (Antara Sumbar) - Walikota Vigo, Spanyol, Abel Caballero mengatakan pihaknya ingin meningkatkan kerja sama dengan Indonesia sebagai negara maritim terbesar di dunia di bidang industri perikanan, dengan mengimpor produk perikanan.

Hal itu disampaikan Walikota Abel Caballero di Stand Indonesia dalam Pameran Internasional Produk Makanan Laut dan Makanan Beku (International Seafood and Frozenfood Exposition) yang diadakan Konfederasi Importir dan Exportir Produk Hasil Laut (CONXEMAR) di Kota Vigo, Spanyol, dari tanggal 3 hingga 5 Oktober.

Dubes RI di Madrid, Yuli Mumpuni Widarso kepada Antara London, Kamis mengatakan Indonesia tampil di Pameran tersebut mengingat Indonesia memerlukan pasar dengan daya serap yang tinggi. Pameran yang berlangsung untuk ke-19 kalinya merupakan salah satu pameran produk perikanan terbesar di dunia.

Di stand Indonesia, Walikota Vigo Abel Caballero menerima miniatur KRI Dewaruci ukiran perak Jogja dan menyampaikan penghargaan dan terima kasih atas partisipasi Indonesia dalam pameran yang diikuti 608 peserta dari 43 negara.

Menurut Abel Caballero, industri perikanan merupakan tulang punggung perekonomian Kota Vigo dan Daerah Otonom Galicia, dimana perannya mencapai 42 persen dari total pendapatan Daerah Otonom Galicia, dan menyerap ribuan tenaga kerja.

Pemerintah Kotamadya Vigo bertekad memodernkan infrastruktur industri perikanan Vigo, termasuk memperluas area pameran 5000 m2 yang akan siap dipakai Pameran tahun 2018.

Tingginya Impor

Menurut Dubes Yuli Mumpuni, Spanyol setiap tahunnya menerima lebih dari 77 juta turis asing, tahun 2016 menjadi negara pengimpor produk hasil laut terbesar di Eropa dan nomor empat terbesar di dunia setelah Amerika Serikat, Jepang dan China.

Spanyol memiliki industri pemrosesan hasil laut yang terbesar di Eropa. Namun karena permintaan dalam negeri yang sangat tinggi, Spanyol mengimpornya dalam jumlah yang besar. Pada tahun 2016, pasar domestik Spanyol menyerap sebesar 8,2 miliar dolar AS, naik dari 7,6 miliar dolar AS pada 2015. Diperkirakan, pada tahun 2017 akan menyerap sebesar 8,3 miliar dolar AS. Sementara produk nasionalnya hanya mampu mengisi senilai senilai 4,8 miliar dolar (2015) dan 5,1 miliar dolar (2016), dan pada 2017 sekitar 5,2 miliar dolar.

Untuk memenuhi kebutuhan permintaan pasar, maka total impor Spanyol untuk produk hasil laut (HS Code 03) tahun 2015 tercatat 5,6 miliar dolar AS. Kemudian pada 2016 tercatat 6,3 miliar dolar. Diperkirakan 2017 total impornya mencapai 6,3 miliar dolar.

Atase Perdagangan Elisa Rosma mengatakan partisipasi Indonesia antara lain menjaga pasar produk perikanan Indonesia di Eropa, khususnya di Spanyol. Tahun 2016, ekspor produk perikanan Indonesia ke Spanyol meningkat sebesar 20.63 persen atau senilai 17,707 juta dolar, yang totalnya mencapai 21,360 juta dolar. Dengan nilai ekspor Indonesia menempati posisi ke-45 dalam daftar eksportir produk perikanan ke Spanyol. Diharapkan dengan keikutsertaan diperoleh transaksi baru untuk memasok tahun depan dan nilai ekspor produk perikanan Indonesia ke Spanyol lebih meningkat.

Menurut catatan Kepala ITPC Barcelona, Mohammad Deden, pada tahun 2016 dimana KBRI Madrid dan ITPC Barcelona berpartisipasi dalam Pameran Conxemar yang diikuti 520 peserta dan dikunjungi 30 ribu pelaku bisnis dari 105 negara, ada tujuh perusahaan Indonesia yang berpartisipasi dan mencatat transaksi yang cukup besar, mencapai 10 juta USD.

Stand Indonesia yang diadakan KBRI Madrid dan ITPC Barcelona terletak di Paviliun E Nomor 7, berukuran 150 m2, diikuti lima perusahaan, yakni PT Pahala Bahari Nusantara, PT Dharma Samudera Fishing Industries, PT. Tobiko Utama, PT Samudera Mandiri Sentosa dan CV Adi Tirta. (*)