Jakarta, (Antara Sumbar) - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya menyerahkan 10 Kalpataru kepada perintis, pengabdi, penyelamat dan pembina lingkungan pada puncak peringatan Hari Lingkungan Hidup (HLH) 2017 di Manggala Wanabakti.
"Rangkaian peringatan Hari Lingkungan Hidup sudah berlangsung sejak awal tahun diisi dengan berbagai kegiatan. Pada puncak peringatannya diserahkan berbagai penghargaan lingkungan," kata Menteri LHK pada puncak Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2017 di Jakarta, Rabu.
Penghargaan yang diberikan secara simbolik dihadapan Presiden Joko Widodo antara lain 10 Kalpataru, 16 Adipura, enam Adipura Kencana, 116 Adipura, 24 Adiwiyata, dan 9 Niwarsita Tantra untuk tiga Gubernur, tiga Bupati dan tiga Wali Kota.
Kalpataru untuk kategori perintis diberikan kepada Anuar dari Sumatera Selatan dan Agus Bei dari Kalimantan Timur, kategori pengabdian kepada Mahariah dari DKI Jakarta dan Heri Supriyatna dari Jawa Barat.
Untuk kategori penyelamat kepada Kelompok Pelestarian Penyu Kurnia Asih Desa Peracak dari Bali, Kelompok Nelayan Samudera Bakti dari Jawa Timur, Kelompok Masyarakat Pengawas Danau Lindung dari Kalimantan Barat dan Kelompok Pecinta Alam Isyo Hill's Repang Muaif dari Papua.
Sedangkan untuk kategori pembina lingkungan Kalpataru diberikan pada Saptono Tanjung dari Daerah Istimewa Yogyakarta dan Lefrand Adam Singal dari Kalimantan Utara.
Anuar dari Sumatera Utara saat berbincang dengan Presiden Joko Widodo setelah menerima Kalpataru mengatakan telah menanam jutaan mangrove dengan luasan hingga ratusan ribu hektare (ha) di pesisir Sumatera Utara.
Tidak hanya menanam, ternyata Anuar juga menjual bibit mangrove yang dikembangkannya hingga ke berbagai wilayah di Pulau Sumatera.
"2013, saya jual ke Aceh sebanyak 5,480 juta bibit mangrove. Saya jual juga ke Mandailing Natal, Nias, Sumatera Barat dan Bangka Belitung," ujar Anuar.
Sedangkan Alex dari Kelompok Pecinta Alam Isyo Hill's Repang Muaif dari Papua dihadapan Presiden mengatakan kelompoknya merawat hutan seluas 19 hektare yang menjadi habitat Cenderawasih.
"Kami awasi Cenderawasih supaya yang lain bisa lihat langsung di hutan. Banyak yang tidak tahu jenis-jenis Cenderawasih, kita awasi supaya yang tidak hilang," ujar dia.
Tidak hanya menjaga hutan dan mengatasi Cenderawasih, menurut Alex, kelompoknya juga mengajak ibu-ibu disekitar hutan tersebut membuat kerajinan noken, membuka sekolah alam yang juga mengajarkan bahasa daerah dan bahasa inggris.
Presiden dalam puncak peringatan Hari Lingkungan Hidup 2017 tersebut menegaskan sejak awal masyarakat Indonesia hidup berdampingan dengan alam. Alam Indonesia bagian dari identitas dari manusia Indonesia, karena itu tema HLH 2017 sudah tepat yakni "Menyatu dengan Alam".
"Kita satu kesatuan dengan alam," ujar Presiden. (*)
Berita Terkait
Rumah Siti Nurbaya akan Direvitalisasi Pemprov Sumbar
Minggu, 21 Juli 2024 5:27 Wib
Usai Festival Muaro, Gowes Siti Nurbaya Adventure ke-VIII Siap Ditabuh
Rabu, 24 April 2024 8:30 Wib
GSNA VIII suguhkan tiga jalur, tantangan bagi Pesepeda
Selasa, 16 April 2024 8:51 Wib
Gowes Siti Nurbaya Adventure kembali ditabuh, catat tanggalnya!
Senin, 15 April 2024 13:59 Wib
Surya Paloh pastikan Siti Nurbaya tak ditarik dari kabinet
Kamis, 5 Oktober 2023 20:47 Wib
Presiden panggil Menteri LHK Siti Nurbaya ke Istana, ada apa ya?
Senin, 6 Februari 2023 18:19 Wib
Berikut daftar lagu Dewa 19 yang melegenda di era 90 hingga 2000-an
Sabtu, 4 Februari 2023 7:47 Wib
Tiga provinsi peroleh nilai tukar ekonomi tertinggi perhutanan sosial
Rabu, 18 Januari 2023 14:30 Wib