BKSAP: Tegaskan Poros Maritim di IORA

id IORA

BKSAP: Tegaskan Poros Maritim di IORA

IORA. (Antara)

Jakarta, (Antara Sumbar) - Wakil Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen DPR, Rofi Munawar menilai Pemerintah Indonesia perlu berperan penting dalam forum Konferensi Tingkat Tinggi KTT Indian Ocean Rim Association, salah satunya meneguhkan diri sebagai poros maritim dunia yang mampu menegakkan kedaulatan wilayah laut Indonesia.

"Forum ini harus menjadi sarana bagi Pemerintah Indonesia untuk mengedepankan pengelolaan sumber daya maritim nasional berbasis penguatan pengaruh di kawasan samudera hindia dalam rangka meneguhkan kedaulatan negara," kata Rofi di Jakarta, Senin.

Rofi juga meminta Pemerintah memaksimalkan posisi geografis dan geolokasi Indonesia di Kawasan Samudera Hindia sebagai salah satu poros lalu lintas perdagangan global.

Terutama menurut dia, jika konsep ini bisa diterapkan akan mendorong pembangunan kawasan timur Indonesia.

"Kawasan timur Indonesia yang secara karakteristik sangat mendukung menjadi tulang punggung dalam merealisasikan konsep tersebut," ujarnya.

Politisi PKS itu menilai beragam keunggulan tersebut selama ini belum mampu dioptimalkan dengan baik oleh Indonesia selama Ini.

Karena itu, dia menilai pemerintah Indonesia harus memiliki peta jalan maritim nasional yang terintegrasi di tingkat kawasan.

"Untuk mencapai itu semua, dibutuhkan kemampuan mengidentifikasi isu-isu strategis kawasan dan menjalankan diplomasi yang bertumpu kepada cara pandang kedaulatan negara," katanya.

Di sisi lain, menurut Rofi, pemerintah juga perlu segera menginventarisasi beragam sengketa laut indonesia dengan negara-negara kawasan Samudera Hindia dan mendorong penyelesaiannya dengan berbasis pada resolusi hukum laut internasional (UNCLOS).

KTT IORA yang akan berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC) pada 5-7 Maret 2017 dan direncanakan akan dihadiri oleh 16 pemimpin dunia, yang terdiri dari presiden dan wakil presiden,kepala pemerintahan seperti perdana menteri dan wakil perdanan menteri.

KTT ini merupakan pertemuan yang pertama setelah IORA berdiri 20 tahun lalu atau sejak 1997. (*)