Menurut Pakar, Tujuh Masalah Lingkungan Perlu Segera Ditangani

id Masalah Lingkungan, Kebakaran Hutan, Perkebunan Sawit

Menurut Pakar, Tujuh Masalah Lingkungan Perlu Segera Ditangani

Perkebunan kelapa sawit. (ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/foc/16.)

Padang, (Antara Sumbar) - Pakar bidang lingkungan hidup dari Universitas Andalas (Unand) Padang, Sumatera Barat (Sumbar), Dr. Ardinis Arbain mengatakan pemerintah daerah (Pemda) perlu menangani tujuh masalah strategis lingkungan.

"Ketujuh masalah tersebut kualitas air, degradasi lahan, perkebunan kelapa sawit, pencemaran udara, sampah, kerusakan laut dan ancaman keanekaragaman hayati," katanya menanggapi banyaknya bencana alam yang melanda di beberapa kawasan provinsi Sumbar beberapa bulan ke belakang, di Padang, Senin.

Ia menjelaskan dari segi kualitas air, pemprov perlu memperhatikan penurunannya seperti debet, habitat bagi hewan serta sifat kimianya.

Sebagai contoh yang terjadi di danau Maninjau Sumbar yang saat ini mengalami penurunan kualitas akibat aktifitas manusia berkeramba, ujarnya.

Dalam hal ini, sebutnya pemprov perlu melakukan analisis awal sebelum memutuskan kebijakan.

"Degradasi lahan dan meningkatnya perkebunan kelapa sawit memiliki keterkaitan erat sebagai faktor masalah lingkungan di Sumbar," katanya.

Sifat pohon sawit, terangnya rakus air menyebabkan tanah di sekitarnya menjadi tidak subur dan akhirnya terdegradasi.

"Ini harus menjadi pertimbangan saat memutuskan menerima investor baru usaha kelapa sawit tersebut," katanya.

"Sementara polusi sampah gas buangan industri, imbuhnya menjadi persoalan yang mendesak untuk segera diselesaikan oleh pemprov.

Sebab, menurutnya laju penambahan volume sampah cukup cepat seiring meningkatnya laju peningkatan jumlah penduduk.

Bila hal ini dibiarkan, katanya bukan tidak mungkin bencana semisal banjir, longsor akan terus berdatangan.

Sedangkan kerusakan laut dan pesisir serta degradasi keanekaragaman hayati juga perlu dilakukan pembenahan secepatnya, katanya.

Menurutnya melakukan reboisasi pantai tidaklah cukup jika persepsi masyarakat sekitar tidak peduli lingkungan.

Perlu adanya usaha paksaan dalam mendidik para penduduk untuk menjaga lingkungan sekitarnya.

Terlebih saat ini pemerintah berupaya memaksimalkan potensi di bidang kemaritiman seperti pariwisata.

Jika tidak, beberapa keanekaragaman hayati di pantai Padang, Pariaman dan Painan, Agam, Pasaman Barat akan mati, punah, dan terdegradasi.

Sementara Wali Kota Padang, Mahyeldi Ansharullah mengatakan degradasi lahan akibat pembalakan liar menyebabkan dampak banjir dan longsor.

Dia menyebutkan persoalan banjir di Padang karena daerah hulu hutannya sudah gundul. (*)