Harga Daging di Sawahlunto Naik Jelang Ramadhan

id Daging, Harga, sawahlunto

Harga Daging di Sawahlunto Naik Jelang Ramadhan

Pedagang daging sedang membungkus daging untuk pembeli, Pasar Raya, Kota Padang. (ANTARASUMBAR/Roli Stambo)

Sawahlunto, (Antara Sumbar) - Harga daging segar di tingkat pedagang pasar Kota Sawahlunto, Sumatera Barat (Sumbar), alami kenaikan jelang memasuki bulan suci Ramadhan 1437 Hijriyah.

"Kenaikan cukup tinggi dibanding pekan lalu, yakni Rp120 ribu per kilogram atau naik sebesar Rp10 ribu dari biasanya," kata salah seorang pedagang daging pasar setempat, Edi(32) di Sawahlunto, Rabu.

Diperkirakan, lanjutnya, harga jual masih akan mengalami kenaikan hingga sehari sebelum Ramadhan, seiring meningkatnya permintaan kebutuhan masyarakat.

Menurutnya, kenaikan harga jual juga dipicu oleh naiknya harga sapi potong karena adanya upaya memanfaatkan momentum bulan puasa untuk mendongkrak nilai keuntungan oleh pemilik hewan ternak.

"Kondisi seperti ini sudah biasa terjadi, pembeli pun sepertinya cukup menerima kenaikan harga tersebut karena hingga saat ini jumlah permintaan pasar terhadap daging segar mulai meningkat dari sebelumnya," ujar dia.

Sementara itu, salah seorang pengunjung pasar tersebut, Nurbaiti (46) menyebutkan ia sudah mengira adanya kenaikan harga daging segar jelang memasuki bulan puasa Ramadhan.

"Naik Rp10 ribu bisa dikatakan masih normal karena biasanya kenaikan terjadi hingga menyentuh kisaran Rp150 ribu perkilogram," jelas dia.

Dia mengatakan, untuk menyiasati kenaikan harga daging tersebut, ia bersama beberapa ibu rumah tangga lainnya mencoba mengganti kebiasaan menyiapkan menu masakan selama bulan puasa dengan bahan lainnya, seperti ikan, ayam, tempe dan lain sebagainya.

Karena, lanjutnya, mengharapkan harga jual daging segar bisa turun kembali dirasakan sangat mustahil, mengingat harga yang ditawarkan pedagang biasanya mengacu pada fluktuasi harga yang berlaku saat itu di beberapa daerah sekitar.

"Lebih baik tidak memaksa membeli daging jika harga yang ditawarkan cukup memberatkan bagi ekonomi keluarga," ujar dia.

Sementara itu, pengunjung pasar lainnya, Yusminarti (54), menerangkan kebiasaan menyiapkan menu masakan berbahan daging segar sudah menjadi kebiasaannya beserta keluarga sejak beberapa generasi.

Dia berharap, harga jual daging segar bisa tetap stabil agar kemeriahan dalam menyambut bulan suci Ramadhan bisa terpelihara oleh anggota keluarganya.

"Tidak mudah merubah tradisi keluarga saya yang menjadikan bulan Ramadhan sebagai ajang bersilaturahmi, saya khawatir tanpa masakan berbahan daging akan membuat keluarga kami kecewa," tambahnya.

Sebelumnya, Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Tenaga Kerja (Disperindagkopnaker) setempat, Gustaf mengimbau masyarakat agar selalu membeli barang sesuai kebutuhan.

"Apabila terjadi gejolak permintaan terhadap suatu barang, hampir dipastikan dapat memicu harga barang tersebut menjadi tidak stabil," kata dia. (*)