Militer: Bom Mortir Hantam Damaskus Kendati Ada Gencatan Senjata

id suriah

Damaskus, 28/2 (Antara/Xinhua-OANA) - Militer pemerintah pada Sabtu (27/2) menyatakan gerilyawan bersenjata di pinggiran timur Ibu Kota Suriah, Damaskus, menembakkan beberapa bom mortir ke dalam ibu kota Suriah tersebut, kata kantor berita Suriah, SANA.

Bom mortir itu, yang ditembakkan cuma beberapa jam setelah gencatan senjata berlaku, ditembakkan dari pinggiran Damaskus yang dikuasai gerilyawan, Jobar dan Douma, kata Komando Umum Angkatan Darat Suriah.

Militer Suriah memperingatkan mengenai konsekuensi dari serangan semacam itu, dan mendesak rakyat di dalam daerah tersebut agar memilih perujukan dengan pemerintah.

Pernyataan itu juga mendesak rakyat agar menekan gerilyawan, yang katanya "berusaha mengagalkan upaya untuk memulihkan perdamaian dan keamanan di daerah mereka".

Sebagian besar wilayah pinggiran timur Damaskus dikuasai oleh apa yang menamakan diri Tentara Islam. Namun, beberapa kantung di sana dikuasai oleh Front An-Nusra --yang memiliki hubungan dengan Al-Qaida dan tidak termasuk dalam rencana gencatan senjata.

Bersama kelompok IS, Front An-Nusra dimasukkan ke dalam daftar kelompok teroris oleh PBB.

Bom mortir yang ditembakkan pada Sabtu mendarat di daerah di dekat

Bundaran Abaseen, kata sumber tersebut, sebagaimana dilaporkan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad pagi. Serangan itu terjadi saat ketenangan menyelimuti daerah tersebut.

Wartawan Xinhua mengunjungi Kabupaten Bab Touma, Qassa' dan Abaseen, ketiganya berada sekitar satu kilometer dari Jobar, dan menyaksikan kehidupan berjalan normal di daerah itu.

Meskipun ada pelanggaran kecil berupa serangan mortir dan reaksi pemerintah, rakyat di semua kabupaten tersebut telah menyampaikan rasa lega dengan ketenangan di sebagian wilayah itu.

Gencatan senjata berlaku pada Jumat tengah malam, sebagai bagian dari kesepakatan antara Rusia dan AS.

Pemerintah Suriah dan sebanyak 90 kelompok gerilyawan mengatakan mereka akan mematuhi gencatan senjata itu. Namun, ada peta yang jelas mengenai lokasi gerilyawan yang akan dijadikan sasaran.