Kemensos-Alfamart Bagikan 1.000 Bingkisan Harlah Muslimat

id Kemensos-Alfamart Bagikan 1.000 Bingkisan Harlah Muslimat

Surabaya, (Antara) - Kementerian Sosial bekerja sama dengan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk menyerahkan 1.000 bingkisan kebutuhan pokok kepada fakir miskin, anak yatim dan lansia sebagai rangkaian memperingati Harlah ke-69 Muslimat Nahdlatul Ulama. Paket sembako itu diserahkan Menteri Sosial yang juga Ketua Umum Pengurus Pusat Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa kepada perwakilan penerima dalam acara di RSI Jemursari, Surabaya, Minggu yang dihadiri Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardoyo dan Ketua Tanfidziah PWNU Jawa Timur KH Mutawakil Alallah. Khofifah Indar Parawansa mengatakan aksi perusahaan swasta yang memiliki kepedulian kepada kaum dhuafa semacam ini patut diberikan apresiasi. "Jangan dilihat dari sisi nilainya, tetapi bentuk kepeduliannya terhadap sesama," kata Mensos yang juga didampingi Direktur Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya Prof Dr Romdhoni. Sementara itu, Branch Manager PT Sumber Alfaria Trijaya (perusahaan pengelola Alfamart dan Alfamidi) Sidoarjo, Nurcahyo Rahutomo, mengatakan paket bingkisan sembako yang diberikan berupa beras, minyak goreng dan gula. "Mudah-mudahan paket sembako ini bisa sedikit membantu meringankan beban ekonomi masyarakat yang kurang mampu di tengah harga kebutuhan pokok yang naik," katanya. Nurcahyo juga berharap bantuan ini bisa bermanfaat bagi masyarakat yang menerima dan kegiatan ini sekaligus sebagai bagian dari program tanggung jawab sosial perusahaan. Dalam peringatan hari lahir itu, Bank Indonesia juga menjalin kerja sama dengan Muslimat NU untuk menjadi agen bank inklusi melalui Layanan Keuangan Digital (LKD). "Hingga 2014, dana Bank Indonesia mencatat baru 48 persen dari penduduk Indonesia yang memiliki tabungan di bank, bahkan survei Bank Dunia pada 2010 mencatat hanya tiga dari sepuluh masyarakat Indonesia yang memiliki tabungan," kata Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardoyo. Sementara itu, untuk mengharapkan ada bank yang buka cabang hingga ke pelosok daerah itu tidak mungkin, karena biayanya terlalu besar, sehingga adanya agen keuangan inklusi ini menjadi penting dan anggota muslimat yang sangat besar ini bisa menjadi agen keuangan inklusi itu. "Untuk menjadi agen tidak sulit. Asalkan memiliki usaha yang jelas dan bisa dilihat, menjadi nasabah sebuah bank yang ditunjuk dan memiliki handphone. Menjadi agen bank ini sama dengan menjadi agen pulsa. Bedanya kalau agen bank bisa menerima orang yang menjadi anggotanya untuk menabung," ungkap Agus. Di Jawa Timur, kata Agus, program LKD menjadi percontohan, karena 4.466 dari 25.000-an agen di seluruh Indonesia berada di Jatim. (*/sun)