Padang, (Antara) - Tradisi
badoncekatau patungan yang terus dikembangkan masyarakat Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar) dalam setiap kegiatan keagamaan dan sosial sebagai wujud peran aktif dalam mendukung program pembangunan di daerah. "Kita patut mengapresiasi tradisi yang terus dikembangkan masyarakat, karena wujud peran aktif dalam memajukan pembangunan di daerah," kata Wakil Gubernur Sumbar Muslim Kasim pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Surau Aur Padang Bintungan Kecamatan Nan Sabaris, Senin. Ia mengatakan,
badoncekmerupakan kearifan lokal menghimpun dana untuk program pembangunan, yang nilai sampai ada sampai Rp150 juta bahkan lebih dalam satu kegiatan. Hal itu tentu sangat luar biasa dan dapat mempercepat program pembangunan sesuai yang diharapkan masyarakat baik dalam membangun masjid, musala dan fasilitas umum lainnya, katanya. Ia menyatakan, jika pola yang sama berkembang di daerah masyarakat Sumatera Barat, tentu pembangunan bidang kemasyarakatan bukan menjadi persoalan lagi. Ia mengatakan, kontribusi dari pemerintah daerah maupun pusat, hanya sebatas menambah atau menyediakan infrastruktur dan fasilitas yang dapat mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi masyarakat ke arah lebih baik. "Masyarakat dapat mengatur hidup dan kehidupan secara damai, rukun dan saling berbagi satu sama lain. Ini juga sebagai contoh kemandirian dalam membangun harga diri dan martabat kampung halaman dan nagari," katanya. Dalam peringatan maulid Nabi kali ini di Surau Aur Padang Bintungan sudah terkumpul dana sebesar Rp45 juta rupiah dari sumbangan spontan masyarakat yang hadir. Ia mengatakan, tradisi
badoncekmerupakan spirit dalam menjaga nilai-nilai kebersamaan dalam berbagai hal, tak mesti selalu menunggu dan mengharapkan bantuan pemerintah. Dalam kesempatan itu, mantan bupati Padang Pariaman dua periode ini juga mengajak masyarakat mempertahankan tradisi makan bajamba bersama pada acara keagamaan dan sosial sebagai rasa kebersamaan yang sangat baik, saling berbagi dan berkompromi membangun masjid. (*/sir/jno)