Padang (ANTARA) - Lima narapidana Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Padang, Sumatra Barat (Sumbar) mampu mengerjakan atap kanopi berkat pembinaan kemandirian yang diberikan oleh Lapas setempat.
"Pembuatan atap kanopi ini sudah dilakukan oleh warga binaan kami beberapa hari terakhir, sekarang sudah hampir selesai," kata Kalapas Padang Junaidi Rison di Padang, Senin.
Ia mengatakan lima warga binaan tersebut tampak telaten mengerjakan pembangunan mulai dari pengukuran, pembuatan tonggak kontruksi, hingga pemasangan kanopi.
Atap tersebut dibangun tepat di depan dapur milik Lapas Padang yang sehari-hari berfungsi sebagai penyedia makanan bagi ratusan warga binaan.
Junaidi menerangkan dalam pembuatan atap itu pihak Lapas hanya menyediakan barang-barang saja, sedangkan yang mengerjakan murni kelima narapidana.
"Kami berharap keterampilan yang dimiliki oleh narapidana ini bisa digunakan sebagai peluang pekerjaan ketika mereka sudah bebas nanti," jelasnya.
Ia mengatakan keterampilan membuat atap kanopi itu adalah hasil pembinaan kemandirian yang diberikan oleh Lapas Padang kepada narapidana.
Dalam pembinaan itu, Lapas yang biasa dikenal sebagai penjara menjalin kerjasama dengan pihak ketiga yakni CV Asprindo Perkasa dari kalangan industri.
Narapidana mengikuti program pembinaan kemandirian tersebut selama dua pekan yang dimulai pada Senin (13/10), dan mempelajari tentang teknik kontruksi baja ringan bersama mentor.
"Setelah mendapatkan berbagai materi dan pengetahuan selama dua pekan, selanjutnya kami meminta warga binaan mempraktikkannya dengan mengerjakan atap kanopi dapur Lapas," katanya.
Ternyata keterampilan maupun penguasaan teknik kontruksi baja ringan yang dimiliki narapidana tidak mengecewakan, karena pengerjaan atap kanopi hampur rampung.
Salah seorang narapidana yang menjadi pekerja yaitu Su, menyampaikan terimakasih kepada Lapas Padang atas pembinaan yang telah ia terima.
"Berkat pembinaan kemandirian saya bisa paham teknik kontruksi baja ringan, dan mampu mengerjakannya menjadi produk yang berguna," kata Su yang terjerat kasus asusila.
Ia yang berasal dari Pasaman berharap agar kegiatan serupa bisa terus diperbanyak oleh Lapas sehingga narapidana seperti dirinya bisa memperoleh keterampilan.
"Keterampilan ini nantinya akan berguna bagi kami untuk mencari nafkah atau membuka usaha setelah keluar dari penjara nanti," katanya.
Pada bagian lain, Junaidi Rison mengatakan bahwa pengerjaan atap kanopi yang dilakukan oleh para narapidana tetap diawasi secara ketat selama pengerjaan.