Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Prabowo Subianto menunjuk Letjen TNI (Purn.) Muhammad Herindra sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) untuk membantu pemerintahannya bekerja yang terangkum dalam Kabinet Merah Putih.
Prabowo mengumumkan nama Herindra sebagai kepala BIN di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu malam, bersama nama-nama menteri Kabinet Merah Putih lainnya, yang jumlahnya sebanyak 48 orang.
Herindra, yang mengenakan dress code berwarna cokelat tua, pun maju berdiri di sisi Prabowo bersama jajaran menteri-menterinya yang diumumkan malam ini.
Dia, bersama jajaran menteri-menteri Prabowo, dijadwalkan dilantik sebagai Kepala BIN pada Senin pagi.
Herindra, yang juga diusulkan oleh Presiden Ke-7 Joko Widodo, sebagai calon kepala BIN, pada pekan lalu (16/10), telah menjalani uji kepatutan dan kelayakan yang dipimpin langsung oleh Ketua DPR RI Puan Maharani.
Pencalonan Herindra sebagai kepala BIN juga telah disetujui oleh DPR RI dalam Rapat Paripurna Ke-4 DPR RI Masa Persidangan I Tahun Sidang 2024–2025 pada 17 Oktober 2024.
Herindra, yang sebelumnya menjabat sebagai wakil menteri pertahanan pada 23 Desember 2020–20 Oktober 2024, merupakan pejabat dengan latar militer penuh prestasi setidaknya sejak dia lulus dari Akademi Militer pada 1987.
Herindra saat itu lulus dengan menyabet dua penghargaan sekaligus, yaitu Adhi Makayasa dan Tri Sakti Wiratama dari akademi.
Herindra ada dalam satu angkatan yang sama dengan Jenderal TNI (Purn.) Andika Perkasa, dan Jenderal Pol. (Purn.) Tito Karnavian.
Lulus dari Lembah Tidar, Herindra terpilih masuk pasukan elite Kopassus. Dia mengisi berbagai jabatan komando dan non-komando di lingkungan Kopassus, termasuk menjadi Komandan Batalyon 812 Satuan 81 Kopassus saat dia berpangkat letnan kolonel.
Herindra kemudian mendapatkan penugasan di luar lingkungan Korps Baret Merah, yaitu di Kodam I/Bukit Barisan sebagai perwira senior intelijen.
Dia kemudian menjabat sebagai Komandan Distrik Militer (Dandim) di Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau. Selama menjabat sebagai Dandim, Herindra ikut andil memberantas pembalakan liar (illegal logging) dengan mengamankan 27 ton kayu ilegal pada 2005.
Dua tahun berselang, dia kembali ke Akademi Militer Magelang menempati posisi sebagai Wakil Komandan Resimen Taruna Akmil. Kemudian, Herindra dipercaya sebagai Asisten Intelijen (asintel) Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus pada 2008 dan Asintel Kepala Staf Kodam (Kasdam) Jaya pada 2009.
Herindra kemudian mengisi posisi strategis sebagai Direktur Penelitian dan Pengembangan Pusat Intelijen TNI Angkatan Darat, dan melanjutkan pendidikan magister di Universitas Nasional Malaysia.
Selepas mendapatkan gelar master pada 2011, Herindra dipercaya sebagai Koordinator Staf Pribadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Koorspri KSAD), yang saat itu dijabat oleh Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo.
Karier Herindra terus menanjak selepas itu. Dia mengisi jabatan sebagai Komandam Korem 101/Antasari di Banjarmasin, Kalimantan Selatan (2012—2013). Herindra, yang saat itu berpangkat kolonel, menerima brevet Bhayangkara Bahari Utama Kehormatan oleh Direktur Polisi Perairan Polda Kalimantan Selatan pada 21 Maret 2013.
Kemudian, Herindra kembali mengisi jabatan di lingkungan Korps Baret Merah sebagai Wakil Komandan Jenderal Kopasuss (2013–2015). Herindra, yang saat itu dilantik sebagai Wadanjen Kopassus pada 8 Juli 2013 sempat memegang jabatan ganda juga sebagai Danrem 101/Antasari sampai 24 Juli 2013.
Herindra kemudian mengisi posisi sebagai Kepala Staf Kodam III/Siliwangi (2015), dan tak berselang lama, dia mendapatkan promosi naik bintang dua menjadi Komandan Jenderal Kopassus (2015–2016).
Herindra kemudian kembali ke teritorial sebagai Pangdam III/Siliwangi (2016–2017), lalu Perwira Staf Ahli Panglima Bidang Hubungan Internasional (2017–2018), dan naik bintang tiga menjadi Inspektur Jenderal (Irjen) TNI pada 2018–2020, kemudian Kepala Staf Umum (Kasum) TNI pada 2020.
Sepanjang kariernya menjadi prajurit TNI, Herindra menempuh sejumlah pendidikan kemiliteran dan komando di Amerika Serikat, yaitu di Militery College of Vermont-Norwich University dan National Defense University. Herindra juga telah melewati sejumlah pendidikan khusus antara lain Suslapa I, Suslapa II, Seskoad, Susdanyon, Susdandim, Seskogab Malaysia, dan Lemhannas.
Herindra, sepanjang kariernya sebagai prajurit, juga mengoleksi berbagai tanda kehormatan, antara lain, Bintang Dharma, Bintang Jasa Pratama, Bintang Yudha Dharma Pratama, Bintang Kartika Eka Paksi Pratama, Bintang Jalasena Pratama, Bintang Swa Bhuwana Paksa Pratama, Bintang Bhayangkara Pratama, Bintang Yudha Dharma Naraya, Bintang Kartika Eka Paksi Naraya, Grand Cross of the Royal Order of Sahametrei (Kamboja), Satyalancana Kesetiaan 32 Tahun, Satyalancana Dharma Bantala, Satyalancana Dharma Nusa, Satyalancana Wira Nusa, Satyalancana Wira Dharma, Satyalancana Ksatria Yudha, Satyalancana Seroja, dan Bintang LVRI (2024).
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Presiden Prabowo tunjuk M. Herindra sebagai Kepala BIN
Prabowo mengumumkan nama Herindra sebagai kepala BIN di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu malam, bersama nama-nama menteri Kabinet Merah Putih lainnya, yang jumlahnya sebanyak 48 orang.
Herindra, yang mengenakan dress code berwarna cokelat tua, pun maju berdiri di sisi Prabowo bersama jajaran menteri-menterinya yang diumumkan malam ini.
Dia, bersama jajaran menteri-menteri Prabowo, dijadwalkan dilantik sebagai Kepala BIN pada Senin pagi.
Herindra, yang juga diusulkan oleh Presiden Ke-7 Joko Widodo, sebagai calon kepala BIN, pada pekan lalu (16/10), telah menjalani uji kepatutan dan kelayakan yang dipimpin langsung oleh Ketua DPR RI Puan Maharani.
Pencalonan Herindra sebagai kepala BIN juga telah disetujui oleh DPR RI dalam Rapat Paripurna Ke-4 DPR RI Masa Persidangan I Tahun Sidang 2024–2025 pada 17 Oktober 2024.
Herindra, yang sebelumnya menjabat sebagai wakil menteri pertahanan pada 23 Desember 2020–20 Oktober 2024, merupakan pejabat dengan latar militer penuh prestasi setidaknya sejak dia lulus dari Akademi Militer pada 1987.
Herindra saat itu lulus dengan menyabet dua penghargaan sekaligus, yaitu Adhi Makayasa dan Tri Sakti Wiratama dari akademi.
Herindra ada dalam satu angkatan yang sama dengan Jenderal TNI (Purn.) Andika Perkasa, dan Jenderal Pol. (Purn.) Tito Karnavian.
Lulus dari Lembah Tidar, Herindra terpilih masuk pasukan elite Kopassus. Dia mengisi berbagai jabatan komando dan non-komando di lingkungan Kopassus, termasuk menjadi Komandan Batalyon 812 Satuan 81 Kopassus saat dia berpangkat letnan kolonel.
Herindra kemudian mendapatkan penugasan di luar lingkungan Korps Baret Merah, yaitu di Kodam I/Bukit Barisan sebagai perwira senior intelijen.
Dia kemudian menjabat sebagai Komandan Distrik Militer (Dandim) di Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau. Selama menjabat sebagai Dandim, Herindra ikut andil memberantas pembalakan liar (illegal logging) dengan mengamankan 27 ton kayu ilegal pada 2005.
Dua tahun berselang, dia kembali ke Akademi Militer Magelang menempati posisi sebagai Wakil Komandan Resimen Taruna Akmil. Kemudian, Herindra dipercaya sebagai Asisten Intelijen (asintel) Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus pada 2008 dan Asintel Kepala Staf Kodam (Kasdam) Jaya pada 2009.
Herindra kemudian mengisi posisi strategis sebagai Direktur Penelitian dan Pengembangan Pusat Intelijen TNI Angkatan Darat, dan melanjutkan pendidikan magister di Universitas Nasional Malaysia.
Selepas mendapatkan gelar master pada 2011, Herindra dipercaya sebagai Koordinator Staf Pribadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Koorspri KSAD), yang saat itu dijabat oleh Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo.
Karier Herindra terus menanjak selepas itu. Dia mengisi jabatan sebagai Komandam Korem 101/Antasari di Banjarmasin, Kalimantan Selatan (2012—2013). Herindra, yang saat itu berpangkat kolonel, menerima brevet Bhayangkara Bahari Utama Kehormatan oleh Direktur Polisi Perairan Polda Kalimantan Selatan pada 21 Maret 2013.
Kemudian, Herindra kembali mengisi jabatan di lingkungan Korps Baret Merah sebagai Wakil Komandan Jenderal Kopasuss (2013–2015). Herindra, yang saat itu dilantik sebagai Wadanjen Kopassus pada 8 Juli 2013 sempat memegang jabatan ganda juga sebagai Danrem 101/Antasari sampai 24 Juli 2013.
Herindra kemudian mengisi posisi sebagai Kepala Staf Kodam III/Siliwangi (2015), dan tak berselang lama, dia mendapatkan promosi naik bintang dua menjadi Komandan Jenderal Kopassus (2015–2016).
Herindra kemudian kembali ke teritorial sebagai Pangdam III/Siliwangi (2016–2017), lalu Perwira Staf Ahli Panglima Bidang Hubungan Internasional (2017–2018), dan naik bintang tiga menjadi Inspektur Jenderal (Irjen) TNI pada 2018–2020, kemudian Kepala Staf Umum (Kasum) TNI pada 2020.
Sepanjang kariernya menjadi prajurit TNI, Herindra menempuh sejumlah pendidikan kemiliteran dan komando di Amerika Serikat, yaitu di Militery College of Vermont-Norwich University dan National Defense University. Herindra juga telah melewati sejumlah pendidikan khusus antara lain Suslapa I, Suslapa II, Seskoad, Susdanyon, Susdandim, Seskogab Malaysia, dan Lemhannas.
Herindra, sepanjang kariernya sebagai prajurit, juga mengoleksi berbagai tanda kehormatan, antara lain, Bintang Dharma, Bintang Jasa Pratama, Bintang Yudha Dharma Pratama, Bintang Kartika Eka Paksi Pratama, Bintang Jalasena Pratama, Bintang Swa Bhuwana Paksa Pratama, Bintang Bhayangkara Pratama, Bintang Yudha Dharma Naraya, Bintang Kartika Eka Paksi Naraya, Grand Cross of the Royal Order of Sahametrei (Kamboja), Satyalancana Kesetiaan 32 Tahun, Satyalancana Dharma Bantala, Satyalancana Dharma Nusa, Satyalancana Wira Nusa, Satyalancana Wira Dharma, Satyalancana Ksatria Yudha, Satyalancana Seroja, dan Bintang LVRI (2024).
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Presiden Prabowo tunjuk M. Herindra sebagai Kepala BIN