Pariaman (ANTARA) -
Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran (Satpol PP Damkar) Kota Pariaman, Sumatera Barat mencatat pihaknya telah menangani 10 kasus kenakalan remaja dengan menjaring sekitar 20-an orang selama melaksanakan operasi penyakit masyarakat (Pekat) yang dilaksanakan dalam dua bulan terakhir. 
 
 "Satpol PP Kota Pariaman setiap malam melaksanakan razia dengan personel menggunakan pakaian warga sipil, jadi menyusup," kata Kepala Dinas Satpol PP Damkar Kota Pariaman Alfian di Pariaman, Jumat. 
 
Ia mengatakan razia tersebut dilaksanakan selain sebagai bentuk penegakan peraturan daerah tentang ketentraman dan ketertiban namun juga untuk menindaklanjuti keluhan masyarakat yang akhir-akhir ini melihat banyak remaja berkumpul saat dini hari. 
 
Ia menyebutkan setidaknya pihaknya telah membentuk enam tim guna memantau lokasi-lokasi yang diduga dijadikan tempat berkumpulnya para remaja saat dini hari. 
 
Ia menyampaikan dari hasil pengembangan yang dilakukan diketahui sebagian besar remaja yang terjaring berasal dari luar daerah itu. 
 
"Kami akan terus melaksanakan razia guna menciptakan ketertiban dan ketentraman di daerah itu sehingga memberikan kenyamanan bagi warga setempat," ujarnya.
 
Terakhir pada Kamis dini hari (4/7) Satpol PP Damkar Pariaman menjaring lima remaja yang terdiri dari lima perempuan asal Padang dan dua laki-laki asal daerah itu berada di kawasan wisata. 
 
Sementara itu, Kepala Divisi Pelayanan Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak Kota Pariaman Fatmiyeti Kahar meminta masyarakat untuk memperhatikan keluarganya agar tidak keluyuran malam. 
 
"Jika anak atau keluarga tidak ada di rumah pada malam hari cari," ujarnya. 
 
Menurutnya yang mendominasi penyebab terjadinya kenakalan remaja bukan dari ekonomi dan kurang perhatian orang tua namun faktor pembiaran. 
 
Faktor pembiaran tersebut tidak saja dari orang tua dan keluarga namun juga lingkungan sehingga menurutnya seluruh elemen masyarakat harus ikut mengatasi permasalahan itu. 
 
Sebelumnya, Dinas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Pariaman, Sumatera Barat membentuk tim pemantau guna menindaklanjuti laporan warga yang resah dengan sejumlah laki-laki berpakaian wanita berkumpul di sejumlah lokasi di daerah itu saat malam.
 
"Kami telah membentuk tim untuk memantau kawasan-kawasan yang rawan dijadikan tempat berkumpul mereka," kata Kepala Dinas Satpol PP dan Damkar Kota Pariaman Alfian di Pariaman.
 
Ia mengatakan tim yang terdiri dari personel Satpol PP tidak menggunakan pakaian dinas agar pihaknya mudah memantau pergerakan orang-orang yang telah membuat warga Pariaman resah tersebut.
 
Hal tersebut, lanjutnya tidak saja untuk mengefektifkan kinerja namun juga sebagai upaya penghematan anggaran operasional dibandingkan dengan dilakukan patroli.
 

Pewarta : Aadiaat MS
Editor : Siri Antoni
Copyright © ANTARA 2024