Pulau Punjung (ANTARA) - Tradisi manjalang mintuo atau mengunjungi mertua oleh menantu perempuan masih bertahan dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan 1445 Hijriah di Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat (Sumbar).
Ketua Kerapatan Adat Nagari (KAN) Sikabau, Kecamatan Pulau Punjung, Jamhur Dt Jati, di Pulau Punjung, Minggu, menerangkan selain menyambut Bulan Suci Ramadhan manjalang mintuo juga dilakukan saat lebaran Idul Fitri.
Ia berharap tradisi manjalang mintuo bertahan di tengah kehidupan masyarakat khususnya Minangkabau. Karena mengunjungi dan bersilaturahmi dengan orang tua yang masih hidup merupakan suatu keharusan yang tidak boleh ditinggalkan.
"Kunjungilah kedua orangtua selagi mereka masih hidup. Tanpa makanan yang dibawa, tetaplah datang dan bersilaturahmi dengan orangtua," katanya.
Ia mengatakan dalam tradisi menjalang minantu perempuan biasanya membawa rantang berisi masakan berupa rendang, kalio ayam, ikan goreng, sambal, kue, dan berbagai macam kuliner tradisional lainnya.
"Saat ini masih banyak masyarakat yang melaksanakan tradisi manjalang mintuo sebagai bentuk penghormatan antara menantu dengan mertua," katanya.
Meski tradisi tersebut sudah menjadi turun-temurun, ia juga tak menampik jika ada sebagian dari masyarakat yang tidak melaksanakan. Hal ini mungkin dikarenakan beberapa faktor seperti jarak dan lainnya.
"Mungkin hal lain karena faktor ekonomi, namun ada juga warga yang tidak membawa rantang dan hanya mengunjungi saja, tidak masalah, tidak ada larangan dan menjadi kewajiban untuk membawa sesuatu. Poin pentingnya adalah silaturahmi dan bermaafan sebelum memasuki Ramadhan," tambahnya.
Sementara, salah seorang Masyarakat Nagari Sikabau, T Rahma Putri (31), mengatakan manjalang mintuo, selain bentuk penghormatan, juga sebagai ajang mempererat silaturahmi antara menantu dan mertua.
"Iya hari ini mau ke tempat mertua, bawa makanan juga untuk makan bersama nanti di rumah mertua," katanya.
Ia menambahkan manjalang mintuo bukan hanya datang ke rumah dan saling maaf-bermaafan, namun kata dia disertai membawa rantang yang berisi bermacam masakan. Makanan tersebut akan dihidangkan dan dimakan bersama-sama.
Ketua Kerapatan Adat Nagari (KAN) Sikabau, Kecamatan Pulau Punjung, Jamhur Dt Jati, di Pulau Punjung, Minggu, menerangkan selain menyambut Bulan Suci Ramadhan manjalang mintuo juga dilakukan saat lebaran Idul Fitri.
Ia berharap tradisi manjalang mintuo bertahan di tengah kehidupan masyarakat khususnya Minangkabau. Karena mengunjungi dan bersilaturahmi dengan orang tua yang masih hidup merupakan suatu keharusan yang tidak boleh ditinggalkan.
"Kunjungilah kedua orangtua selagi mereka masih hidup. Tanpa makanan yang dibawa, tetaplah datang dan bersilaturahmi dengan orangtua," katanya.
Ia mengatakan dalam tradisi menjalang minantu perempuan biasanya membawa rantang berisi masakan berupa rendang, kalio ayam, ikan goreng, sambal, kue, dan berbagai macam kuliner tradisional lainnya.
"Saat ini masih banyak masyarakat yang melaksanakan tradisi manjalang mintuo sebagai bentuk penghormatan antara menantu dengan mertua," katanya.
Meski tradisi tersebut sudah menjadi turun-temurun, ia juga tak menampik jika ada sebagian dari masyarakat yang tidak melaksanakan. Hal ini mungkin dikarenakan beberapa faktor seperti jarak dan lainnya.
"Mungkin hal lain karena faktor ekonomi, namun ada juga warga yang tidak membawa rantang dan hanya mengunjungi saja, tidak masalah, tidak ada larangan dan menjadi kewajiban untuk membawa sesuatu. Poin pentingnya adalah silaturahmi dan bermaafan sebelum memasuki Ramadhan," tambahnya.
Sementara, salah seorang Masyarakat Nagari Sikabau, T Rahma Putri (31), mengatakan manjalang mintuo, selain bentuk penghormatan, juga sebagai ajang mempererat silaturahmi antara menantu dan mertua.
"Iya hari ini mau ke tempat mertua, bawa makanan juga untuk makan bersama nanti di rumah mertua," katanya.
Ia menambahkan manjalang mintuo bukan hanya datang ke rumah dan saling maaf-bermaafan, namun kata dia disertai membawa rantang yang berisi bermacam masakan. Makanan tersebut akan dihidangkan dan dimakan bersama-sama.