Bukittinggi (ANTARA) -
Untuk memberikan ruang penyaluran bakat dan minat siswa di bidang jurnalistik, SMP 6 Bukittinggi, Sumatera Barat menghadirkan pendidikan ekstrakurikuler bertajuk Kelas Jurnalistik dan Podcast yang diisi narasumber dari kalangan pewarta aktif di daerah setempat.
Kepala SMP 6 Bukittinggi, Tuti Yamila Sari Dewi mengatakan Kelas Jurnalis sengaja diprogram sebagai wadah kepada siswa yang memiliki bakat atau ketertarikan di bidang penulisan, broadcasting, jurnalistik dan semacamnya.
"Agar siswa mampu mengembangkan minatnya khususnya bidang jurnalistik maupun podcast, bagaimana mereka bisa berbicara handal di depan umum serta menyampaikan sesuatu ke lawan bicara melalui public speaking yang terkuasai secara dasar," kata Tuti Yamila di Bukittinggi, Rabu.
Sekolah yang berada di pusat kota itu mendatangkan langsung beberapa instruktur yang melatih siswa berbakat yang diarahkan menjadi bagian dari perkumpulan jurnalistik tingkat SMP di Kota Bukittinggi.
"Instrukturnya langsung dari pewarta aktif di Kota Bukittinggi agar anak-anak tahu bagaimana dunia jurnalistik sebenarnya, mampu menguasai dasarnya, tidak hanya teori tapi juga praktek lapangan," kata Tuti.
Ia mengungkap pelatihan jurnalis akan memberikan modal awal bagi siswa dalam hal berkomunikasi dengan banyak orang baik secara langsung maupun di media sosial.
"Mereka yang mengerti jurnalistik, akan menulis dengan hati-hati sesuai ejaan dan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBIB) yang benar, ini penting dan berguna hingga masa depan siswa nanti," katanya.
Menurutnya, Kelas Jurnalis menjadi salah satu upaya supervisi akademik dalam rangka pembinaan meningkatkan kualitas pembelajaran secara efektif.
Ia menambahkan SMP 6 Bukittinggi telah memprogramkan pendirian sarana podcast yang bisa diisi oleh siswa maupun guru sebagai salah satu wadah penyalur bakat pelajar di bidang siaran dan komunikasi.
"Semoga segera direalisasikan podcast sekolah secara resmi penyalur bakat pelajar kami yang memiliki bakat, selain nantinya web resmi bahkan bukan tidak mungkin radio atau televisi sekolah," pungkasnya.