Solok (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Solok, Sumatera Barat terus memasifkan edukasi kepada masyarakat terkait upaya pencegahan stunting, terutama kepada calon pengantin sebagai upaya menekan angka stunting sejak dini di daerah setempat.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Solok Maryeti Marwazi di Solok, Rabu, mengatakan salah satu upaya yang dilakukan untuk menekan angka stunting di daerah itu ialah mensosialisasikan ke seluruh calon pengantin yang akan mendaftarkan pernikahan di Kantor Urusan Agama (KUA).

"Kami mengimbau kepada setiap calon pengantin agar memeriksakan kesehatan ke Puskesmas sebelum jadi pengantin. Mari bersama-sama ikut berjuang menyelamatkan anak-anak agar generasi sehat, cerdas dan kuat," ucap dia.



Maryeti mengatakan beberapa waktu lalu Pemkab Solok telah menggelar gebyar baralek gadang (pernikahan massal) bentuk aksi penurunan stunting di Kabupaten Solok.

Tujuan dari kegiatan itu untuk mendekatkan pelayanan pemeriksaan kesehatan bagi calon pengantin dan memasukkan data calon pengantin ke aplikasi elektronik siap nikah dan hamil (elsimil) serta mempermudah segala urusan bagi calon pengantin.

Sebelumnya, Sekretaris Utama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Tavip Agus Rayanto mengapresiasi kegiatan yang digelar oleh Pemkab Solok tersebut.

Ia mengatakan tahun 2045 merupakan tahun Indonesia Emas. Oleh karena itu, SDM sebagai sumber utama bagi tujuan ini sangat penting untuk kemajuan Indonesia di masa depan, karena berhubungan dengan stunting, maka harus diberantas secara maksimal guna menciptakan SDM yang bermutu yang  dipersiapkan menuju Indonesia Emas 2045.

Stunting dimulai dari pencegahan dini, maka harus dimulai dari calon pengantin, dari calon pengantin inilah dapat diketahui status kesehatan, jika pengantin sudah sehat jika hamil, bisa diperkirakan sekitar 80 persen anak itu terlahir dalam keadaan sehat.

"Pemerintah akan selalu hadir untuk membantu pengantin dalam mengatasi stunting," ucap dia.

Ia berharap dengan penurunan angka stunting di Kabupaten Solok bisa lebih memacu semangat bupati serta pemangku kepentingan lainnya untuk lebih giat lagi menurunkan angka stunting di Sumatera Barat, khususnya Kabupaten Solok.

Bupati Solok Epyardi Asda mengatakan stunting disebabkan oleh faktor ekonomi, salah satu pencegahan stunting di daerah itu beserta Solok Super Tim adalah mengutamakan peningkatan ekonomi masyarakat.



Jika ekonomi masyarakat sejahtera, kemungkinan untuk terjadi stunting sedikit, karena masyarakat mendapat gizi yang cocok dan masyarakat bisa langsung mencari apa yang mereka butuhkan karena ekonomi yang memadai.

Pemkab Solok akan menyediakan susu bagi seluruh posyandu yang ada di daerah itu yang berasal dari susu murni dan pengolahan yang baik.

Ia meminta saran kepada rombongan agar bisa selalu membantu dalam memerangi stunting di Kabupaten Solok, khususnya dengan ide-ide yang ada di BKKBN RI.

Ia berharap kepada seluruh kader di Kabupaten Solok untuk tetap semangat dan bergerak bersama dalam menyukseskan penurunan angka stunting menuju angka 15 persen.

Pewarta : Rahmatul Laila
Editor : Jefri Doni
Copyright © ANTARA 2024