Padang Panjang (ANTARA) - Digelar sejak 27 Oktober lalu Gelanggang Arang anak nagari merayakan warisan dunia Warisan tambang batu bara Ombilin Sawah Lunto (WTBOS), Rabu malam (8/11) resmi ditutup Penjabat (Pj) Walikota Padang Panja g, Sumatera Barat, Sonny Budaya Putra, A.P, M.Si di stasiun kereta api Padang Panjang.
Galanggang Arang digelar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan teknologi sebagai bentuk aktivasi dan memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa WTBOS yang ditetapkan Unesco sebagai salah satu warisan budaya dunia.
"Kota Padang Panjang dan 7 Kabupaten/ Kota lainnya yang dihubungkan jalur kereta api adalah pendukung WTBOS dan Alhamdulillah Kota kita dipercaya sebagai kota pertama pelaksanaan Galanggang Arang," kata Sonny.
Sonny, berharap melihat antusiasme masyarakat yang hadir, kegiatan ini tidak berhenti di sini saja tapi bisa berlanjut tahun-tahun berikutnya, dengan berbagai evaluasi dan masukan, sehingga kualitas dari kegiatan ini dapat lebih meningkat lagi.
"Kami mengimbau kepada masyarakat untuk menjaga dan melindungi warisan budaya dunia yang telah ditinggalkan leluhur ini, ke depan akan lebih banyak lagi kegiatan bermanfaat yang bisa digelar di sini sehingga perekonomian masyarakat juga dapat meningkat," kata dia.
Sonny mengapresiasi kegiatan yang bertujuan mengaktivasi dan memperkuat ekosistem Warisan Tambang Batu Bara Ombilin Sawahlunto (WTBOS) yang dimulai dari Kota Padang Panjang dengan melibatkan delapan kabupaten dan kota yang ada di Sumatera Barat tersebut.
“Alhamdulillah setelah melalui serangkaian kegiatan yang dimulai dari gotong royong, acara puncak pada kemarin dan malam hari ini, kegiatan Galanggang Arang berjalan dengan baik dan lancar,” sebut Sonny.
Sonny, menambahkan dari kilas balik Stasiun Kereta Api Padang Panjang dimasa lalu yang merupakan titik sentral perkeretaapian di Sumbar, Ia berharap Pemerintah Pusat stasiun ini bisa dapat aktif kembali guna mendongkrak perekonomian masyarakat.
“Masyarakat juga merindukan kereta api ini aktif kembali di Padang Panjang. Ini adalah stasiun terbesar di Sumbar. Kita berada di titik simpul Sumatera Tengah, jika ini aktif kembali akan bisa menjadi transportasi alternatif bagi masyarakat untuk melakukan perjalanan. Namun hal itu butuh perjuangan dan dukungan semua pihak untuk merealisasikannya,” harap Sonny.
Hadir pada malam penutupan Galanggang Arang Pj Sekdako, Dr. Winarno, M.E, Forkopimda, asisten dan staf ahli, kepala OPD, camat dan lurah, Niniak Mamak, Bundo Kanduang, kurator, tokoh masyarakat serta ratusan masyarakat dari berbagai daerah.
Galanggang Arang digelar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan teknologi sebagai bentuk aktivasi dan memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa WTBOS yang ditetapkan Unesco sebagai salah satu warisan budaya dunia.
"Kota Padang Panjang dan 7 Kabupaten/ Kota lainnya yang dihubungkan jalur kereta api adalah pendukung WTBOS dan Alhamdulillah Kota kita dipercaya sebagai kota pertama pelaksanaan Galanggang Arang," kata Sonny.
Sonny, berharap melihat antusiasme masyarakat yang hadir, kegiatan ini tidak berhenti di sini saja tapi bisa berlanjut tahun-tahun berikutnya, dengan berbagai evaluasi dan masukan, sehingga kualitas dari kegiatan ini dapat lebih meningkat lagi.
"Kami mengimbau kepada masyarakat untuk menjaga dan melindungi warisan budaya dunia yang telah ditinggalkan leluhur ini, ke depan akan lebih banyak lagi kegiatan bermanfaat yang bisa digelar di sini sehingga perekonomian masyarakat juga dapat meningkat," kata dia.
Sonny mengapresiasi kegiatan yang bertujuan mengaktivasi dan memperkuat ekosistem Warisan Tambang Batu Bara Ombilin Sawahlunto (WTBOS) yang dimulai dari Kota Padang Panjang dengan melibatkan delapan kabupaten dan kota yang ada di Sumatera Barat tersebut.
“Alhamdulillah setelah melalui serangkaian kegiatan yang dimulai dari gotong royong, acara puncak pada kemarin dan malam hari ini, kegiatan Galanggang Arang berjalan dengan baik dan lancar,” sebut Sonny.
Sonny, menambahkan dari kilas balik Stasiun Kereta Api Padang Panjang dimasa lalu yang merupakan titik sentral perkeretaapian di Sumbar, Ia berharap Pemerintah Pusat stasiun ini bisa dapat aktif kembali guna mendongkrak perekonomian masyarakat.
“Masyarakat juga merindukan kereta api ini aktif kembali di Padang Panjang. Ini adalah stasiun terbesar di Sumbar. Kita berada di titik simpul Sumatera Tengah, jika ini aktif kembali akan bisa menjadi transportasi alternatif bagi masyarakat untuk melakukan perjalanan. Namun hal itu butuh perjuangan dan dukungan semua pihak untuk merealisasikannya,” harap Sonny.
Hadir pada malam penutupan Galanggang Arang Pj Sekdako, Dr. Winarno, M.E, Forkopimda, asisten dan staf ahli, kepala OPD, camat dan lurah, Niniak Mamak, Bundo Kanduang, kurator, tokoh masyarakat serta ratusan masyarakat dari berbagai daerah.