Bukittinggi (ANTARA) -
Wali Kota Bukittinggi, Sumatera Barat mengajak seluruh kepala daerah di daerah setempat untuk berani mengungkap kasus seks menyimpang yang menandakan daerah yang biasa disebut Minangkabau saat ini dalam keadaan tidak baik.
“Ini untuk benteng anak-anak kita, tapi bagaimana dengan kota kabupaten lain, sampai kapan mau seperti ini, orang berpikir di Minang ini baik-baik saja, padahal ngeri sekali,” kata Wako Erman Safar, Jumat.
Pengungkapan kasus seks menyimpang itu disampaikan Wako sebelumnya yaitu hubungan inses antara ibu dengan anak laki-laki kandungnya dan telah berlangsung beberapa tahun.
Kasus lainnya adalah adanya seorang pelajar SMA yang hamil di luar nikah dan bingung dengan ayah dari calon bayinya sendiri akibat pernah berhubungan badan dengan tiga orang laki-laki.
“Begitulah faktanya, kami Kota Bukittinggi fokus ke permasalahan ini, menyampaikan fakta, ini sudah lama terjadi dan tidak ada yang mengungkap, saya memilih untuk mengejar masalah ini karena kami ingin semua pihak menyadarinya, urusan ini tidak akan selesai kalau hanya di pemerintahan dan Niniak Mamak saja, butuh peran semua pihak sampai lingkungan terdekat,” kata Erman.
Wako merasa miris, masih banyak pihak yang tidak peduli dengan masalah yang seharusnya semua lini bergerak untuk menumpas penyakit masyarakat, termasuk daerah lain di Ranah Minang atau Sumbar.
“Kalau kami diam, tak ada yang peduli sampai perilaku menyimpang menerpa keluarga terdekatnya, mereka baru sadar, untuk diketahui, yang kami amankan ini banyak berasal dari luar Bukittinggi, kami menolak perilaku ini dan kedatangan mereka untuk melakukan aktivitas kotor mereka di kota kami, kami akan buru terus,” tegasnya.
Pemkot Bukittinggi sejak dua tahun terakhir, gencar kampanyekan bahaya perilaku menyimpang yang dimulai dari satuan pendidikan.
Seluruh SD san SMP negeri diberikan tambahan muatan lokal, mulai dari pelajaran BAM dan 4 pelajaran agama, Bahasa Arab, Aqidah Akhlak, Fiqih dan Sejarah Islam.
Erman Safar berharap, orang tua juga harus berperan lebih aktif lagi, anak-anak harus diberikan edukasi tentang perilaku menyimpang, sejak mereka mulai mengerti bahasa. Agama sudah harus tertanam lebih awal sebelum anak mengenal gadget.
“Kalau tidak, nanti kita akan menyesal seumur hidup, mana yang dilarang, mana yang boleh dalam agama, sudah harus lebih awal diketahui oleh anak anak sebelum mereka mengakses media sosial termasuk youtube dan game, ayo kita bergerak bersama, masalah ini kalau disembunyikan, ibarat gelindingan bola salju,” pungkasnya.