Padang (ANTARA) - Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) menyatakan siap membantu langkah Bank Pembangunan Daerah (BPD) Sumbar yakni Bank Nagari yang akan melakukan konversi menjadi Bank Syariah.
"Kalau ada wacana tersebut tentu bergantung pada pemegang saham. Kita sarankan untuk konsultasi dengan publik secara baik dan terbuka karena ini merupakan bank milik masyarakat Sumbar," kata Anggota Badan Pelaksana BPKH, Harry Alexander di Padang, Selasa.
Menurut dia jika konversi itu memang terjadi pihaknya siap memberikan bantuan sesuai dengan kebutuhan Bank Nagari. Mulai dari bantuan teknikal asisten, penempatan bahkan memperkuat stabilitas bank.
"Biasanya kalau bank yang konversi ini mengalami gangguan stabilitas karena perubahan yang terjadi dan kita siap membantu," kata dia.
Ia mencontohkan saat konversi Bank Syariah di Nusa Tenggara Barat (NTB), BPKH memberikan bantuan berupa investasi sebesar Rp1 triliun dan kalau untuk Bank Nagari yang konversi tentu bisa lebih besar dari itu.
"Kalau untuk bantuan kita bersikap lebih fleksibel. Bisa dalam bentuk diundang dalam bentuk pemegang saham, atau investasi dalam bentuk lainnya," kata dia.
Menurut dia investasi di bank syariah ini lebih aman karena memang pengaturan yang kuat dan pengawasan bank ini juga kuat.
"Pengamanan yang kuat dan utamanya dapat melayani umat," kata dia.
Ia mengatakan BPKH terus memiliki hubungan yang bagus dengan bank syariah bahkan di tahun lalu deposito di bank syariah memberikan manfaat Rp2 triliun.
"Kehadiran kita ini membantu bank syariah membuka pangsa syariah dari biasanya 5 persen kini tumbuh menjadi 8 persen," kata dia
Sebelumnya Bank Indonesia Perwakilan Sumatera Barat mencatat minat warga di provinsi setempat terhadap instrumen keuangan syariah masih tinggi dan ini dibuktikan dengan tingkat pertumbuhan pembiayaan bank syariah maupun dana pihak ketiga (DPK) syariah cenderung di atas bank konvensional.
"Ini mengindikasikan masih tingginya minat masyarakat Sumatera Barat terhadap instrumen keuangan syariah," kata Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sumbar Endang Kurnia Saputra.
Ia mengatakan pertumbuhan pembiayaan bank syariah pada triwulan IV-2022 mengalami akselerasi. Pembiayaan bank syariah tumbuh meningkat dari Rp6,71 triliun dengan laju pertumbuhan 17,81 persen year on year (yoy) pada triwulan III-2022 menjadi Rp7,04 triliun dengan laju pertumbuhan 22,37 persen (yoy) pada triwulan IV-2022
Menurut dia, peningkatan tersebut juga diiringi dengan kenaikan pangsa pembiayaan bank syariah yaitu dari 10,08 persen pada triwulan III-2022 menjadi sebesar 10,37 persen pada triwulan IV-2022.
Kemudian dari sisi risiko, rasio non-performing financing (NPF) bank syariah mengalami penurunan serta masih terjaga dalam batas aman kecil dari 5 persen.
"Rasio NPF pembiayaan syariah pada triwulan IV-2022 berada pada level 1,90 persen, lebih rendah dibandingkan dengan triwulan III-2022 sebesar 1,98 persen," kata dia.