Painan (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pesisir Selatan, Sumatera Barat bakal menawarkan potensi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandeh dan sejumlah peluang investasi lainnya pada pemerintahan Arab Saudi. 


Sekretaris Daerah (Sekda) Pesisir Selatan, Mawardi Roska di Painan, Rabu, mengungkapkan penawaran investasi itu bakal disampaikan dalam pertemuan bisnis Kedutaan Besar (Kedubes) Arab Saudi nantinya pada, Senin 31 Desember 2022 di Baga, Mandeh. 


"Kini kami tengah menyiapkan proposalnya. Mudah-mudahan terealisasi, karena mereka memang ingin kerjasama bidang ekonomi," ungkapnya usai rapat gelaran persiapan penyambutan di Painan. 


Sekda menjelaskan secara administrasi KEK Mandeh sudah lengkap, mulai dari perizinan hingga AMDAL yang sebelumnya dibantu Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi. 


Untuk lahan masyarakat setempat telah menyepakati pembebasan lahan seluas 412 Hekatre untuk kepentingan pembangunan kawasan. Sedangkan biaya pengadaan diserahkan pada pengembang. 


Selain KEK, pemerintah kabupaten juga bakal menawarkan potensi pengembangan energi baru dan terbarukan di Pesisir Selatan. Salah satunya adalah Pembangkit Tenaga Listrik Mini Hidro (PLTMH). 


Apalagi dalam pertemuan bilateral dengan pemerintah pusat, pemerintah Arab Saudi sangat mendukung rencana keseriusan Indonesia dalam pengendalian pemanasan global. Bahkan sepakat dijadikan isu utama dalam pertemuan G-20 nantinya. 
  Sekda Kabupaten Pesisir Selatan Mawardi Roska. (Antarasumbar/HO)
"Kita di Pesisir Selatan sedikitnya punya 22 sungai, dengan potensi nyaris 100 MW dan kini sudah ada beberapa diantaranya yang telah beroperasi," terangnya. 


Tak hanya itu, pemerintah kabupaten pun akan menawarkan industri pengolahan bidang perikanan dan perkebunan untuk gambir. Pesisir Selatan memiliki potensi perikanan sangat besar, dengan garis pantai hingga 246 Kilometer. 


Begitu juga dengan industri olahan gambir yang didukung dengan total luasan kebun ratusan ribu Hektare, dengan kualitas getah terbaik di Indonesia. Selama ini, gambir milik petani hanya dijual dalam bentuk setengah jadi. 


"Pusat pengolahan perikanan dan gambir ini nanti rencananya dipusatkan di Kecamatan Batang Kapas atau Kecamatan Sutera, karena keeduanya lebih dekat dengan sentra produksi," ujarnya. 


Arab Saudi memiliki hubungan sejarah dan emosional dengan Minangkabau. Admad Khatib Al-Minangkabawi, seorang putera tanah Minang pernah menjadi Imam besar di Masjidil Haram. 


Secara nasional Indonesia dan Uni Emirad Arab (UEA) usai pelaksanaan pekan UEA-Indonesia 2021 meneken sejumlah perjanjian kerjasama di sejumlah sektor antara lain pelabuhan, logistik. 


Kemudian Industri dan pertahanan, energi, pariwisata, ekonomi kreatif serta bidang lingkungan pengembangan hutan bakau. Hubungan diplomatik RI-UEA terbangun sejak 1976.


Hubungan tersebut ditandai dengan dibukanya Kedutaan Besar (Kedubes) Indonesia di Abu Dhabi pada 28 Oktober 1978. Sementara UEA pun meresmikan Kedubesnya di Jakarta 1991. (Teddy Setiawan)
 

Pewarta : Teddy Setiawan
Editor : Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2024