Pekanbaru (ANTARA) - Gubernur Riau Syamsuar menyalurkan sebanyak 10 ton beras untuk korban terdampak banjir di Kecamatan Kemuning, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) akibat meluapnya air sungai yang masuk kategori banjir tahunan itu.
"Bantuan beras diberikan guna meringankan beban keuangan warga terdampak banjir, semoga bermanfaat," kata Gubernur Riau Syamsuar dalam keterangannya kepada media, Senin, setelah sebelumnya juga langsung meninjau kondisi bencana alam itu.
Syamsuar memerintahkan kepala desa yang daerahnya terdampak banjir agar meliburkan sekolah untuk sementara guna menghindari kerugian yang tidak diinginkan terjadi.
Sebab, pihaknya telah menerima laporan, bahwa saat ini sekolah yang terdampak banjir sudah diliburkan. Tapi yang sangat disedihkan ada empat rumah ibadah terdampak, sehingga tidak bisa digunakan untuk melaksanakan shalat berjamaah.
"Ini yang harus tetap kita waspadai, sebab banjir terjadi akibat kedangkalan pada beberapa sungai, sehingga banjir menjadi langgan setiap tahun," katanya.
Ia menekankan, bahwa pihaknya akan memberikan solusi terutama untuk menormalisasi sungai sekaligus juga menampung saran masyarakat setempat khususnya untuk menekan banjir serupa.
Untuk itu, katanya lagi, pihaknya segera mengoordinasikan masalah banjir tersebut pada tingkat provinsi dan mengajak Balai Wilayah Sungai Kementerian PUPR, memberikan solusi untuk mengatasi masalah banjir tersebut secara bersama-sama.
"Tentunya dengan harapan semoga musibah ini segera berakhir," katanya.
"Bantuan beras diberikan guna meringankan beban keuangan warga terdampak banjir, semoga bermanfaat," kata Gubernur Riau Syamsuar dalam keterangannya kepada media, Senin, setelah sebelumnya juga langsung meninjau kondisi bencana alam itu.
Syamsuar memerintahkan kepala desa yang daerahnya terdampak banjir agar meliburkan sekolah untuk sementara guna menghindari kerugian yang tidak diinginkan terjadi.
Sebab, pihaknya telah menerima laporan, bahwa saat ini sekolah yang terdampak banjir sudah diliburkan. Tapi yang sangat disedihkan ada empat rumah ibadah terdampak, sehingga tidak bisa digunakan untuk melaksanakan shalat berjamaah.
"Ini yang harus tetap kita waspadai, sebab banjir terjadi akibat kedangkalan pada beberapa sungai, sehingga banjir menjadi langgan setiap tahun," katanya.
Ia menekankan, bahwa pihaknya akan memberikan solusi terutama untuk menormalisasi sungai sekaligus juga menampung saran masyarakat setempat khususnya untuk menekan banjir serupa.
Untuk itu, katanya lagi, pihaknya segera mengoordinasikan masalah banjir tersebut pada tingkat provinsi dan mengajak Balai Wilayah Sungai Kementerian PUPR, memberikan solusi untuk mengatasi masalah banjir tersebut secara bersama-sama.
"Tentunya dengan harapan semoga musibah ini segera berakhir," katanya.