Sarilamak (ANTARA) - Wakil Bupati Limapuluh Kota, Sumatera Barat, Rizki Kurniawan Nakasri menargetkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di daerahnya yang saat ini baru sekitar Rp89 miliar dapat meningkat menjadi Rp300 miliar pada 2024.
"Banyak hal dan banyak sektor yang dapat kita maksimalkan untuk meningkatkan PAD seperti dari pariwisata, pajak galian C dan lainnya," ungkapnya di Sarilamak, Kamis.
Ia mengatakan dengan kondisi PAD yang saat ini hanya Rp89 miliar secara tidak langsung memperlambat langkah-langkah dan rencana strategis untuk membangun daerah tersebut.
"Anggaran yang tersisa di luar belanja rutin dan belanja yang sudah diarahkan hanya Rp200 miliar. Itu untuk membangun infrastruktur, membangun yang lain sudah habis anggaran," ujarnya.
Dicontohkannya untuk pariwisata Lembah Harau yang merupakan salah satu objek wisata unggulan Limapuluh Kota saat ini baru menyumbang sekitar Rp1,7 miliar untuk PAD.
Oleh sebab itu, untuk meningkatkan PAD dari Gerbang Harau, pihaknya saat ini tengah mengajukan Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) terkait tiket masuk dari yang saat ini hanya Rp5.000 menjadi Rp20.000.
"Dalam indikator kinerja pariwisata kita menargetkan peningkatkan jumlah kunjungan dari Rp700 ribu menjadi 2 juta orang pada 2024. Ketika Ranperda ini disetujui, target kinerja ini dapat tercapai. Maka dari pintu Gerbang Harau saja, itu PAD bisa Rp40 miliar dari Rp1,7 miliar Itu baru satu objek wisata saja dan kita masih punya cukup banyak objek lain yang tidak kalah menjanjikan," terangnya.
Selanjutnya itu seperti pajak galian C yang saat ini hanya menyumbang Rp6 M untuk PAD masih bisa ditingkatkan sementara potensi galian C ini sangat tinggi.
"Kalau saya prediksi itu bisa puluhan miliar. Saat ini, harga dasar penetapan pajak itu rendah, yaitu Rp28 ribu per ton. Kalau daerah lain sudah tinggi ada Rp35 ribu, Rp36 ribu, Rp37 ribu, atau bahkan Rp38 ribu. Kita menetapkan pajaknya 25 persen dari harga dasar tapi harga dasarnya rendah. Ini harus dirubah, ditingkatkan dulu harga dasar, sehingga nilai pajaknya juga menjadi naik," sebutnya.
Selain itu, pajak rumah makan dan restoran yang saat ini menyumbang Rp900 juta untuk PAD juga masih bisa tingkatkan. Berdasarkan penghitungan yang sudah dilakukannya, sektor ini seharusnya bisa menyumbang minimal Rp12 miliar untuk PAD.
"InsyaAllah dengan kerja-kerja yang akan kami lakukan, target kami ini sangat realistis untuk dapat dicapai. Semoga secara bertahap setiap tahunnya PAD kita meningkat," ujarnya.
"Banyak hal dan banyak sektor yang dapat kita maksimalkan untuk meningkatkan PAD seperti dari pariwisata, pajak galian C dan lainnya," ungkapnya di Sarilamak, Kamis.
Ia mengatakan dengan kondisi PAD yang saat ini hanya Rp89 miliar secara tidak langsung memperlambat langkah-langkah dan rencana strategis untuk membangun daerah tersebut.
"Anggaran yang tersisa di luar belanja rutin dan belanja yang sudah diarahkan hanya Rp200 miliar. Itu untuk membangun infrastruktur, membangun yang lain sudah habis anggaran," ujarnya.
Dicontohkannya untuk pariwisata Lembah Harau yang merupakan salah satu objek wisata unggulan Limapuluh Kota saat ini baru menyumbang sekitar Rp1,7 miliar untuk PAD.
Oleh sebab itu, untuk meningkatkan PAD dari Gerbang Harau, pihaknya saat ini tengah mengajukan Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) terkait tiket masuk dari yang saat ini hanya Rp5.000 menjadi Rp20.000.
"Dalam indikator kinerja pariwisata kita menargetkan peningkatkan jumlah kunjungan dari Rp700 ribu menjadi 2 juta orang pada 2024. Ketika Ranperda ini disetujui, target kinerja ini dapat tercapai. Maka dari pintu Gerbang Harau saja, itu PAD bisa Rp40 miliar dari Rp1,7 miliar Itu baru satu objek wisata saja dan kita masih punya cukup banyak objek lain yang tidak kalah menjanjikan," terangnya.
Selanjutnya itu seperti pajak galian C yang saat ini hanya menyumbang Rp6 M untuk PAD masih bisa ditingkatkan sementara potensi galian C ini sangat tinggi.
"Kalau saya prediksi itu bisa puluhan miliar. Saat ini, harga dasar penetapan pajak itu rendah, yaitu Rp28 ribu per ton. Kalau daerah lain sudah tinggi ada Rp35 ribu, Rp36 ribu, Rp37 ribu, atau bahkan Rp38 ribu. Kita menetapkan pajaknya 25 persen dari harga dasar tapi harga dasarnya rendah. Ini harus dirubah, ditingkatkan dulu harga dasar, sehingga nilai pajaknya juga menjadi naik," sebutnya.
Selain itu, pajak rumah makan dan restoran yang saat ini menyumbang Rp900 juta untuk PAD juga masih bisa tingkatkan. Berdasarkan penghitungan yang sudah dilakukannya, sektor ini seharusnya bisa menyumbang minimal Rp12 miliar untuk PAD.
"InsyaAllah dengan kerja-kerja yang akan kami lakukan, target kami ini sangat realistis untuk dapat dicapai. Semoga secara bertahap setiap tahunnya PAD kita meningkat," ujarnya.