Padang, (ANTARA) - Semen Padang Hospital (SPH) melakukan sejumlah persiapan terkait dengan melonjaknya kasus baru positif COVID-19 di Sumatera Barat agar bisa melayani pasien dengan maksimal.

"Beberapa pekan lalu pasien COVID-19 yang dirawat hanya berkisar  15 sampai 25 orang per hari, namun dalam beberapa hari terakhir mengalami peningkatan  signifikan  mencapai 34 orang saat ini," kata Direktur Semen Padang Hospital dr Selfi Farisha di Padang, Rabu.

Menurutnya upaya yang dilakukan mulai dari pengoptimalan  jumlah tempat tidur untuk penanganan pasien COVID-19.

"Sebelumnya, karena seiring  menurunnya jumlah positif rate di Sumbar, jumlah tempat tidur yang berjumlah 95 unit dikurangi menjadi 70 tempat tidur dengan rincian 55 tempat tidur siap pakai dan 15 lagi dalam kondisi siap pakai,"  kata dia.

Selain itu, kesiapan dari sisi tenaga medis dan non medis juga dilakukan kembali. Sebelumnya, pihaknya melakukan peralihan tenaga  yang merawat pasien  COVID-19 ke bidang  lain yang lebih membutuhkan.

"Namun kini tenaga kesehatan  akan kembali disiagakan. Kemudian SPH juga akan memastikan sarana dan prasanadalam kondisi yang baik secara fisik dan fungsi sehingga dapat digunakan secara optimal," kata dia.

Kesiapan dari ruang penanganan pasien COVID-19 yang terletak di lantai empat  gedung SPH juga dilakukan dengan maksimal.

Saat ini  ada 55 tempat tidur yang siap pakai terletak di 4 wing barat dan 4 wing timur.

"Nanti 5 wing timur akan diaktifkan kembali sehingga 70 tempat tidur dapat tersedia. Kami juga akan menyiapkan tenaga medis dan memastikan sarana dan prasarananya dalam kondisi yang bagus," katanya.

Di sisi lain,  SPH mengalami permasalahan terkait kesiapan dalam penanganan kasus berat pasien COVID-19 yang harus menggunakan ventilator, karena selama ini, untuk pasien dengan kondisi tersebut dilakukan rujukan ke Rumah Sakit Umum Pusat M Djamil.  

"Saat ini kondisinya M.Djamil juga tengah kewalahan menerima pasien dengan kasus berat. Selain itu sebelumnya, SPHjuga harus ikut dalam antrean untuk mendapatkan penanganan di RSUP M.Djamil. Jadi sebelum mendapat giliran tersedianya kamar, pasien kasus berat akan dirawat dulu di SPH," kata dia.

Selain itu, di internal SPH, telah melakukan sosialisasi ulang untuk penerapan penaatan prokes agar  para nakes  tidak terpapar dan menerapkan prokes ketat tidak hanya di rumah sakit, tapi juga saat di luar rumah sakit. 

Sebelumnya Kepala Laboratorium Diagnostik dan Riset Terpadu Penyakit Infeksi Kedokteran Universitas Andalas (Unand) Padang  Dr Andani Eka Putra menyampaikan tingkat  positivity rate di Sumbar mencapai   16 persen dari sebelumnya  hanya 5 hingga 8 persen.

"Ini artinya ada 16 orang positif dari setiap 100 orang yang diperiksa,  dan merupakan angka terbesar di Sumbar sejak era pandemi," ujarnya.

Ia melihat  ketika menghadapi ramadhan terutama  kebiasaan buka bersama dan pelaksanaan protokol yang lemah, ditambah capaian vaksin umum yang  rendah maka akumulasi ini berisiko besar jika tidak dilakukan antisipasi.

Ia mengingatkan gubernur, wali kota dan bupati, dan semua masyarakat agar  menjaga keseimbangan antara pengawasan kesehatan dan aktivitas ekonomi masyarakat. (*)

Pewarta : Ikhwan Wahyudi
Editor : Mukhlisun
Copyright © ANTARA 2024