Solok (ANTARA) - Sejumlah sekolah di Kota Solok, Sumatera Barat yang terendam banjir menghentikan sementara proses belajar mengajar (PBM) secara tatap muka karena pihak sekolah masih membersihkan endapan lumpur yang menempel.
Kepala SDN 04 IX Korong, Kecamatan Lubuk Sikarah, Solok, Elisma Harti di Solok, Rabu, menyebutkan sebanyak 11 lokal terendam banjir termasuk rumah penjaga sekolah, mushalla, perpustakaan sekolah, dan ruang UKS.
"Kami agak kesulitan membersihkan material banjir karena tidak ada air bersih. Semoga pihak Damkar segera memberikan air bantuan untuk membersihkan sekolah," kata Elisma.
Tidak hanya ruangan kelas, Elisma menyebutkan beberapa berkas-berkas penting berupa penilaian akreditasi sekolah, buku siswa, serta baju siswa juga terendam banjir. "Untung saja ijazah siswa bisa diselamatkan," ucapnya.
Ia mengatakan sekolah tersebut sudah memulai PBM tatap muka sejak Senin (4/1) secara per shif, yakni shif pagi dan siang. Karena masih dalam kondisi pandemi COVID-19.
"Hal itu untuk mencegah penyebaran COVID-19 terhadap murid di sekolah," ujar dia.
Pembersihan sekolah. (AntaraSumbar/Laila Syafarud)
Selain itu, Kepala SMPN 4 IX Korong, Kecamatan Lubuk Sikarah, Armiwati mengatakan ia juga meliburkan muridnya lantaran sekolah itu terendam banjir.
Ia menyebutkan terdapat 10 ruangan kelas terendam banjir serta perabot, kasur UKS karena terkunci saat evakuasi.
"Untuk itu sekolah terpaksa diliburkan selama dua hari karena masih proses pembersihan usai banjir. Namun sekarang sudah selesai dibersihkan karena dibantu pihak Damkar dan masih menunggu kering," ujar dia.
Ia mengatakan biasanya SMPN 04 IX Korong memang rawan banjir saat curah hujan deras karena berada di pinggir sungai. "Namun banjirnya tidak separah ini hingga masuk ke dalam kelas. Biasanya hanya sampai halaman sekolah," ujar dia.
Ia berharap tidak ada lagi banjir susulan karena sangat berdampak terhadap PBM murid. Selain itu, ia juga berharap mendapatkan bantuan dari pemerintah untuk pembangunan sekolah bertingkat agar ke depannya dapat mencegah banjir.
Buku-buku sekolah yang sempat terendam air. (AntaraSumbar/Laila Syafarud)
Ia juga mengatakan sebelumnya PBM tatap muka di sekolah itu sudah dimulai sejak Senin (4/1) dengan tetap mematuhi protokol COVID-19, yakni menerapkan belajar dua shif, mewajibkan memakai masker, menyediakan tempat cuci tangan, dan menyediakan alat ukur suhu tubuh.
"Saat ini jumlah murid sebanyak 397 orang dan guru 42 orang," kata dia.
Di samping itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Solok, Rossavela menyebutkan terdapat lima sekolah yang terendam banjir di kota itu, yakni SDN 04 IX Korong, SMPN 4 IX Korong, SDN 07 Kampai Tabu Karambia (KTK) SDN 15 Koto Panjang, dan SDN 05 KTK.
"Semoga sekolah bisa segera dibersihkan dan murid dapat belajar seperti biasa. Kalau sekiranya belum bisa PBM tatap muka, sebaiknya diliburkan dulu daripada membahayakan murid nantinya," kata dia.
Kepala SDN 04 IX Korong, Kecamatan Lubuk Sikarah, Solok, Elisma Harti di Solok, Rabu, menyebutkan sebanyak 11 lokal terendam banjir termasuk rumah penjaga sekolah, mushalla, perpustakaan sekolah, dan ruang UKS.
"Kami agak kesulitan membersihkan material banjir karena tidak ada air bersih. Semoga pihak Damkar segera memberikan air bantuan untuk membersihkan sekolah," kata Elisma.
Tidak hanya ruangan kelas, Elisma menyebutkan beberapa berkas-berkas penting berupa penilaian akreditasi sekolah, buku siswa, serta baju siswa juga terendam banjir. "Untung saja ijazah siswa bisa diselamatkan," ucapnya.
Ia mengatakan sekolah tersebut sudah memulai PBM tatap muka sejak Senin (4/1) secara per shif, yakni shif pagi dan siang. Karena masih dalam kondisi pandemi COVID-19.
"Hal itu untuk mencegah penyebaran COVID-19 terhadap murid di sekolah," ujar dia.
Selain itu, Kepala SMPN 4 IX Korong, Kecamatan Lubuk Sikarah, Armiwati mengatakan ia juga meliburkan muridnya lantaran sekolah itu terendam banjir.
Ia menyebutkan terdapat 10 ruangan kelas terendam banjir serta perabot, kasur UKS karena terkunci saat evakuasi.
"Untuk itu sekolah terpaksa diliburkan selama dua hari karena masih proses pembersihan usai banjir. Namun sekarang sudah selesai dibersihkan karena dibantu pihak Damkar dan masih menunggu kering," ujar dia.
Ia mengatakan biasanya SMPN 04 IX Korong memang rawan banjir saat curah hujan deras karena berada di pinggir sungai. "Namun banjirnya tidak separah ini hingga masuk ke dalam kelas. Biasanya hanya sampai halaman sekolah," ujar dia.
Ia berharap tidak ada lagi banjir susulan karena sangat berdampak terhadap PBM murid. Selain itu, ia juga berharap mendapatkan bantuan dari pemerintah untuk pembangunan sekolah bertingkat agar ke depannya dapat mencegah banjir.
Ia juga mengatakan sebelumnya PBM tatap muka di sekolah itu sudah dimulai sejak Senin (4/1) dengan tetap mematuhi protokol COVID-19, yakni menerapkan belajar dua shif, mewajibkan memakai masker, menyediakan tempat cuci tangan, dan menyediakan alat ukur suhu tubuh.
"Saat ini jumlah murid sebanyak 397 orang dan guru 42 orang," kata dia.
Di samping itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Solok, Rossavela menyebutkan terdapat lima sekolah yang terendam banjir di kota itu, yakni SDN 04 IX Korong, SMPN 4 IX Korong, SDN 07 Kampai Tabu Karambia (KTK) SDN 15 Koto Panjang, dan SDN 05 KTK.
"Semoga sekolah bisa segera dibersihkan dan murid dapat belajar seperti biasa. Kalau sekiranya belum bisa PBM tatap muka, sebaiknya diliburkan dulu daripada membahayakan murid nantinya," kata dia.