Solok (ANTARA) - Pelaksanaan proses belajar mengajar (PBM) secara tatap muka pada hari kedua di tengah pandemi Corona Virus Disaese (COVID-19) di Kota Solok, Sumatera Barat terpantau kondusif.
Wakil Wali Kota Solok, Reiner di Solok, Selasa, mengatakan untuk memastikan PBM tatap muka di Kota Solok supaya berjalan lancar, ia kembali mengunjungi sejumlah sekolah di kota itu.
"Dalam kunjungan ini sekolah yang dikunjungi yakni SDN 01 Kelurahan Tanah Garam serta SMPN 4 Kota Solok," ujar dia.
Pada kunjungan itu, Reiner melihat PMB secara tatap muka di sekolah itu berjalan kondusif dan telah sesuai dengan protokol kesehatan COVID-19, yakni telah menyediakan air untuk cuci tangan, menyediakan kelas dengan sistem jaga jarak, dan mewajibkan memakai masker.
Kendati demikian, ia tetap mengajak seluruh siswa dan tenaga pengajar di Solok agar menjaga tiga M, yakni memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak serta menerapkan protokol kesehatan.
Terkait protokoler kesehatan di sekolah, ia juga mengatakan sebelumnya seluruh tenaga pendidik di sekolah telah menjalani tes cepat antigen. Kemudian sebelum PBM pihak sekolah telah melakukan penyemprotan disinfektan.
"Yang paling penting bagi siswa ialah usai sekolah harus langsung pulang ke rumah. Jangan sampai nongkrong dan keluyuran tidak menentu di jalanan. Karena akan berpotensi terhadap penyebaran COVID-19," ujar Reiner.
Selain itu, ia mengimbau pada sekolah lainnya yang belum sempat ditinjau satu per satu betul-betul ketat menerapkan protokol kesehatan berstandar COVID-19 dalam rangka mencegah klaster baru penyebaran virus berbahaya itu di sekolah.
Salah seorang wali murid Ema Safitri (42) merasa senang karena anaknya bisa belajar tatap muka lagi ke sekolah. "Karena belajar secara daring di rumah itu kurang efektif," kata dia.
Ema mengaku sering melihat anaknya main game selama belajar daring menggunakan telepon genggam di rumah dan tidak bisa mengontrol anaknya karena ia juga punya pekerjaan lain yang harus diurusnya di rumah.
"Apa lagi kalau belajar sama saya, dia susah nurutnya," kata Ema.
Kendati mendukung belajar secara tatap muka di sekolah Ema juga cemas anaknya tertular COVID-19. Untuk itu ia benar-benar memberikan bekal anaknya saat akan sekolah seperti menyediakan masker, cairan pencuci tangan, dan langsung menyuruh pulang setelah sekolah.
Ia berharap pandemi COVID-19 itu segera berakhir dan aktifitas masyarakat bisa kembalikan normal lagi seperti sediakala.
Wakil Wali Kota Solok, Reiner di Solok, Selasa, mengatakan untuk memastikan PBM tatap muka di Kota Solok supaya berjalan lancar, ia kembali mengunjungi sejumlah sekolah di kota itu.
"Dalam kunjungan ini sekolah yang dikunjungi yakni SDN 01 Kelurahan Tanah Garam serta SMPN 4 Kota Solok," ujar dia.
Pada kunjungan itu, Reiner melihat PMB secara tatap muka di sekolah itu berjalan kondusif dan telah sesuai dengan protokol kesehatan COVID-19, yakni telah menyediakan air untuk cuci tangan, menyediakan kelas dengan sistem jaga jarak, dan mewajibkan memakai masker.
Kendati demikian, ia tetap mengajak seluruh siswa dan tenaga pengajar di Solok agar menjaga tiga M, yakni memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak serta menerapkan protokol kesehatan.
Terkait protokoler kesehatan di sekolah, ia juga mengatakan sebelumnya seluruh tenaga pendidik di sekolah telah menjalani tes cepat antigen. Kemudian sebelum PBM pihak sekolah telah melakukan penyemprotan disinfektan.
"Yang paling penting bagi siswa ialah usai sekolah harus langsung pulang ke rumah. Jangan sampai nongkrong dan keluyuran tidak menentu di jalanan. Karena akan berpotensi terhadap penyebaran COVID-19," ujar Reiner.
Selain itu, ia mengimbau pada sekolah lainnya yang belum sempat ditinjau satu per satu betul-betul ketat menerapkan protokol kesehatan berstandar COVID-19 dalam rangka mencegah klaster baru penyebaran virus berbahaya itu di sekolah.
Salah seorang wali murid Ema Safitri (42) merasa senang karena anaknya bisa belajar tatap muka lagi ke sekolah. "Karena belajar secara daring di rumah itu kurang efektif," kata dia.
Ema mengaku sering melihat anaknya main game selama belajar daring menggunakan telepon genggam di rumah dan tidak bisa mengontrol anaknya karena ia juga punya pekerjaan lain yang harus diurusnya di rumah.
"Apa lagi kalau belajar sama saya, dia susah nurutnya," kata Ema.
Kendati mendukung belajar secara tatap muka di sekolah Ema juga cemas anaknya tertular COVID-19. Untuk itu ia benar-benar memberikan bekal anaknya saat akan sekolah seperti menyediakan masker, cairan pencuci tangan, dan langsung menyuruh pulang setelah sekolah.
Ia berharap pandemi COVID-19 itu segera berakhir dan aktifitas masyarakat bisa kembalikan normal lagi seperti sediakala.