Padang (ANTARA) - Di Sumatera Barat ternak kerbau sudah tidak asing lagi bagi masyarakat, hal ini dikarenakan ternak kerbau selalu hadir dalam acara-acara adat di ranah Minang. 

Di samping kegiatan adat,  ternak kerbau juga dimanfaatkan sebagai alat transportasi, ternak pekerja dan konsumsi daging beserta susu kerbau yang juga sudah menjadi tradisi masyarakat sejak dahulu. Salah satunya produk olahan susu kerbau seperti Dadiah yang menjadi salah satu makanan khas Sumatera Barat.

Kerbau Murrah adalah jenis kerbau tropis  penghasil susu yang sudah tidak perlu diragukan lagi akan produksi susunya, berkisar 2.250 – 3.150 kg/laktasi dengan sistem pemeliharan yang baik, yang mampu memenuhi kebutuhan protein hewani dan sebagai sumber penghasilan yang menjanjikan bagi masyarakat. 

Akan tetapi keberadaan kerbau Murrah di Sumatera Barat masih belum banyak dijumpai. Dengan produksi susunya yang cukup tinggi diharapkan kerbau Murrah dapat menjadi penghasil susu dan meningkatkan produksi dadiah. 

Seperti kasus Kelompok Tani Ternak Kelok Rambai di Nagari Kapau, Kabupaten Agam. Kelompok ternak yang didirikan pada tahun 2012 dan diketuai oleh Bapak Dedy Wahyudi, pada tahun 2019 mendapat bantuan Kerbau Murrah dari pemerintah.  Jumlahnya sebanyak 15 ekor yang merupakan bantuan dana APBN dalam rangka pengembangan ternak kerbau perah di kabupaten Agam. 

Akan Tetapi setelah satu tahun, kerbau Murrah tersebut belum menunjukkan produksi yang maksimal.  Hal ini disebabkan oleh kurang nya pemahaman peternak dalam manajemen pemeliharaan yang baik.

Inilah yang menjadi sasaran Tim Pengabdian Masyarakat yang diketuai oleh Dr. Ir. Elly Roza, MS (Produksi Ternak Perah), beranggotakan Prof. Dr. Ir. Salam N. Aritonang (Produksi Ternak Potong), Dr. drh. Yulia Yellita, MP (Kesehatan Ternak), Dr. Ir. Elihasridas, M.Si (Nutrisi dan Teknologi Pakan), Ade Rakhmadi, S.Pt, MP (Teknologi Hasil Ternak) dan pendukung Rizqan, S.Pt., M.Pt. 

Tim pengabdian ini melakukan pendampingan kepada kelompok tani ternak Kelok Rambai khususnya dalam manajemen tata kelola ternak yang dilaksanakan pada Selasa 15 Desember 2020 di Nagari Kapau 

Dalam kegiatan pendampingan kelompok ternak itu  hadir juga Guru Besar Peternakan UGM Prof. Dr. Ir. Sumadi, M.S., IPU dan Prof. drh. Endang Purwati Rahayuningsih, MS., Ph.D dari Fakultas Peternakan Universitas Andalas. Keduanya juga turut serta memberikan ilmu pengetahuan kepada anggota Kelompok Tani Ternak Kelok Rambai.

Dalam hal ini Tim Pengabdian 
melakukan sosialisasi rencana pengabdian masyarakat kepada Kelompok Tani Ternak Kelok Rambai yang akan di laksanakan selama 3 tahun ke depan, dimulai dari tahun 2021, 2022 dan 2023.

Pengabdian masyarakat ini didukung oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Andalas dengan Skim Program Kemitraan Masyarakat Membantu Usaha Berkembang.

Saat pendampingan tersebut Wali Nagari Kapau Zulkarnaini menyambut baik serta mengapresiasi atas pengabdian masyarakat tersebut. Harapannya sumbangsih dosen ini akan membantu kelompok tani dan ternak dalam pengembangan produksinya.

Sementara itu secara garis besar kegiatan yang akan dilaksanakan pada pengabdian ini  antara lain meningkatkan pengetahuan kepada kelompok mengenai manfaat pakan hijauan dan konsentrat untuk produksi susu. Kemudian meningkatkan pengetahuan kelompok akan pentingnya kesehatan dan reproduksi ternak, pemanfaatan kotoran (feses dan urin) sebagai pupuk organik padat dan cair. 

Serta menjadikan Nagari Kapau sebagai salah satu sentra penghasil Dadiah di Sumatera Barat sehingga meningkatkkan perekonomian masyarakat. 


Penulis,
Tim Pengabdian Masyrakat
Faterna Unand
2020

Pewarta : *
Editor : Miko Elfisha
Copyright © ANTARA 2024