Arosuka, (ANTARA) - Ulama muda asal Kabupaten Solok, Tengku Abdurrahman, mengajak warga setempat untuk cerdas dalam memilih calon pemimpin daerah di daerah itu, serta tidak golput pada hari pencoblosan, Rabu 9 Desember 2020.
Tengku Abdurrahman di Arosuka, Jumat, mengatakan sebagai warga negara, harus ikut berpartisipasi dalam politik karena dengan berpastisipasi ikut menentukan masa depan daerah dan masa depan bangsa Indonesia.
"Hal itu tidak hanya sekedar menentukan persoalan-persoalan keduniaan semata, tetapi juga persoalan-persoalan keagamaan, makanya ini menjadi wajib hukumnya bagi kita umat muslim untuk memperjuangkannya," ujarnya.
Bahkan, kata pemilik Pesantren Jabal Rahmah di Anau Kadok Kecamatan Gunung Talang, ikut berpolitik ini hukumnya wajib kifayah, yang bisa menjadi wajib ‘Ain bagi umat muslim karena menyangkut hajat orang banyak dan juga persoalan keagamaan.
Menurutnya ada kriteria khusus dalam menentukan pilihan kepada calon kepala daerah, seperti aspirasi yang akan mengubah atau menetapkan kebijakan-kebijakan tentang masalah pendidikan, masalah kesejahteraan, kerja, kesehatan, dan lain-lainnya, karena hal itu dibutuhkan oleh semua warga.
Yang kedua, memilih orang atau calon yang bisa menyambungkan aspirasi khusus, dalam hal ini aspirasi umat Islam yang di kabupaten Solok hampir 98 persen penduduknya Muslim.
"Dalam hal ini umat Islam dan bisa saja umat yang lain, juga bisa menyampaikan harapannya, agar kepala pemerintahan itu bisa memperhatikan aspirasi-aspirasi mengenai persoalan agama kita, dengan tetap menjunjung tinggi agama, dengan membuat putusan kebijakan disesuaikan dengan budaya yang ada di daerah, budaya yang sesuai agama, dan sesuai dengan syariat," katanya.
"Bak pituah, adat basandi syara', syara’ basandi kitabullah dan termasuk nantinya berkaitan dengan persoalan akhlak juga. Untuk kita orang Islam, sangat memerlukan ada peraturan kebijakan yang sesuai dengan ajaran agama kita," imbuhnya.
Kemudian kriteria lainnya, pilih calon yang mempunyai sifat yang jujur, bertakwa, adil, ini bukan karena persoalan politik uang atau yang acap soal "isi tas"-nya yang musti penuh. "Jadi jangan kemudian kita memilih karena dapat uang, kemudian kita pilih seseorang yang sebenarnya tidak tepat untuk dipilih," katanya.
Berikutnya dari segi kemampuan, kompetensi dalam mengelola pemerintahan daerah, dan persoalan-persoalan masyarakat di daerah
"Bagi saya sendiri, melihat dan mengingat rekam jejak pasangan calon yang ada untuk di Kabupaten Solok. Dari 4 paslon kandidat kepala daerah saat ini, saya mengajak warga, dunsanak serta karib-kerabat saya se-Solok untuk memantapkan pilihan kepada pasangan calon nomor urut 3 Desra Ediwan Anantanur dan Doktor Adli. Karena kriteria-kriteria itu tadi hampir semuanya sudah terpenuhi oleh mereka berdua ini," ujarnya.
Selain itu, imbunya Desra-Adli berpengalaman di pemerintahan, memiliki kompetensi untuk menjawab masalah-masalah keumatan dan persoalan yang ada di tengah-tengah masyarakat.
"Desra orangnya saya kenal baik, beliau dan istri selalu serahkan zakat dan shadaqoh terbaiknya ke anak-anak yatim, dan pondok pondok pesantren kami setiap bulannya. Saya tahu persis bagaimana tentang hati dan jiwa beliau, yang sebelumnya mungkin hal ini tidak diumbar dan diketahui oleh publik di daerah kita," ucap ketua forum pondok pesantren se-Kabupaten Solok.
"Saat pesantren ini baru berdiri dan belum ada apa-apanya, Pak Desra dan istrinya yang mensupport kami. Jadi beliau itu bukan saja memberikan bantuan dalam bentuk materi, namun juga berupa kali dalam bentuk pemahaman serta logika cara berpikir yang saya jalankan sampai hari ini. Dorongan serta transfer ilmu pemahaman dan logika dari beliau itu saya terapkan sampai hari ini. Alhamdulillah, ini dahsyatnya sangat nyata untuk kemajuan pondok pesantren saya," kata Tengku.
Gamawan Fauzi Dt. Rajo Nan Sati, saat memberikan sambutan dan arahan di acara silaturrahim warga dengan paslon nomor 3 Desra-Adli di Alahan Panjang. (ANTARA/HO)
Sebelumnya tokoh masyarakat Solok Gamawan Fauzi mengimbau dan mengajak warga Kabupaten Solok tidak ada yang keluar dari dalam barisan. Imbauannya ini pun telah beredar luas dan viral lewat media sosial, youtube, facebook, instagram dan lainnya itu.
Ia mengimbau agar warga jan kuniang dek kunyik, jan lamak dek santan (jangan kuning karena kunyit, jangan enaknya karena santan-red)”, karena masyarakat Kabupaten Solok mempunyai kepribadian yang kuat, tidak bisa dibeli dengan serangan fajar, tidak bisa diiming-imingi dengan segala sesuatu.
"Kalaupun kita miskin, yang dihargai itu adalah budi, kalau kita tidak berpunya, yang kita hargai itu adalah akhlak. Mari bersama-sama menjadikan Kabupaten Solok Hebat dan Harmonis dengan cara memilih paslon nomor urut 3 Desra-Adli," ucapnya. (*)
Tengku Abdurrahman di Arosuka, Jumat, mengatakan sebagai warga negara, harus ikut berpartisipasi dalam politik karena dengan berpastisipasi ikut menentukan masa depan daerah dan masa depan bangsa Indonesia.
"Hal itu tidak hanya sekedar menentukan persoalan-persoalan keduniaan semata, tetapi juga persoalan-persoalan keagamaan, makanya ini menjadi wajib hukumnya bagi kita umat muslim untuk memperjuangkannya," ujarnya.
Bahkan, kata pemilik Pesantren Jabal Rahmah di Anau Kadok Kecamatan Gunung Talang, ikut berpolitik ini hukumnya wajib kifayah, yang bisa menjadi wajib ‘Ain bagi umat muslim karena menyangkut hajat orang banyak dan juga persoalan keagamaan.
Menurutnya ada kriteria khusus dalam menentukan pilihan kepada calon kepala daerah, seperti aspirasi yang akan mengubah atau menetapkan kebijakan-kebijakan tentang masalah pendidikan, masalah kesejahteraan, kerja, kesehatan, dan lain-lainnya, karena hal itu dibutuhkan oleh semua warga.
Yang kedua, memilih orang atau calon yang bisa menyambungkan aspirasi khusus, dalam hal ini aspirasi umat Islam yang di kabupaten Solok hampir 98 persen penduduknya Muslim.
"Dalam hal ini umat Islam dan bisa saja umat yang lain, juga bisa menyampaikan harapannya, agar kepala pemerintahan itu bisa memperhatikan aspirasi-aspirasi mengenai persoalan agama kita, dengan tetap menjunjung tinggi agama, dengan membuat putusan kebijakan disesuaikan dengan budaya yang ada di daerah, budaya yang sesuai agama, dan sesuai dengan syariat," katanya.
"Bak pituah, adat basandi syara', syara’ basandi kitabullah dan termasuk nantinya berkaitan dengan persoalan akhlak juga. Untuk kita orang Islam, sangat memerlukan ada peraturan kebijakan yang sesuai dengan ajaran agama kita," imbuhnya.
Kemudian kriteria lainnya, pilih calon yang mempunyai sifat yang jujur, bertakwa, adil, ini bukan karena persoalan politik uang atau yang acap soal "isi tas"-nya yang musti penuh. "Jadi jangan kemudian kita memilih karena dapat uang, kemudian kita pilih seseorang yang sebenarnya tidak tepat untuk dipilih," katanya.
Berikutnya dari segi kemampuan, kompetensi dalam mengelola pemerintahan daerah, dan persoalan-persoalan masyarakat di daerah
"Bagi saya sendiri, melihat dan mengingat rekam jejak pasangan calon yang ada untuk di Kabupaten Solok. Dari 4 paslon kandidat kepala daerah saat ini, saya mengajak warga, dunsanak serta karib-kerabat saya se-Solok untuk memantapkan pilihan kepada pasangan calon nomor urut 3 Desra Ediwan Anantanur dan Doktor Adli. Karena kriteria-kriteria itu tadi hampir semuanya sudah terpenuhi oleh mereka berdua ini," ujarnya.
Selain itu, imbunya Desra-Adli berpengalaman di pemerintahan, memiliki kompetensi untuk menjawab masalah-masalah keumatan dan persoalan yang ada di tengah-tengah masyarakat.
"Desra orangnya saya kenal baik, beliau dan istri selalu serahkan zakat dan shadaqoh terbaiknya ke anak-anak yatim, dan pondok pondok pesantren kami setiap bulannya. Saya tahu persis bagaimana tentang hati dan jiwa beliau, yang sebelumnya mungkin hal ini tidak diumbar dan diketahui oleh publik di daerah kita," ucap ketua forum pondok pesantren se-Kabupaten Solok.
"Saat pesantren ini baru berdiri dan belum ada apa-apanya, Pak Desra dan istrinya yang mensupport kami. Jadi beliau itu bukan saja memberikan bantuan dalam bentuk materi, namun juga berupa kali dalam bentuk pemahaman serta logika cara berpikir yang saya jalankan sampai hari ini. Dorongan serta transfer ilmu pemahaman dan logika dari beliau itu saya terapkan sampai hari ini. Alhamdulillah, ini dahsyatnya sangat nyata untuk kemajuan pondok pesantren saya," kata Tengku.
Sebelumnya tokoh masyarakat Solok Gamawan Fauzi mengimbau dan mengajak warga Kabupaten Solok tidak ada yang keluar dari dalam barisan. Imbauannya ini pun telah beredar luas dan viral lewat media sosial, youtube, facebook, instagram dan lainnya itu.
Ia mengimbau agar warga jan kuniang dek kunyik, jan lamak dek santan (jangan kuning karena kunyit, jangan enaknya karena santan-red)”, karena masyarakat Kabupaten Solok mempunyai kepribadian yang kuat, tidak bisa dibeli dengan serangan fajar, tidak bisa diiming-imingi dengan segala sesuatu.
"Kalaupun kita miskin, yang dihargai itu adalah budi, kalau kita tidak berpunya, yang kita hargai itu adalah akhlak. Mari bersama-sama menjadikan Kabupaten Solok Hebat dan Harmonis dengan cara memilih paslon nomor urut 3 Desra-Adli," ucapnya. (*)