Padang (ANTARA) - Pengelolaan Ternak Kerbau di Sumatera Barat kerap diidentikkan dengan produksi susunya atau dadih yang memiliki nilai gizi yang tinggi.

Akan tetapi di beberapa daerah penghasil dadih seperti Kabupaten Lima Puluh Kota, kelompok tani dan ternak yang menjadi pengelola dinilai tidak maksimal dalam produksinya.

Beberapa persoalan yang menyebabkan tidak maksimal produksi tersebut antara lain belum efektifnya pemberian pakan, pengaturan tata letak ruang pemeliharaan serta masih rendahnya pengetahuan kelompok tani dan ternak setempat.

Atas dasar inilah tiga dosen dari Fakultas Peternakan Universitas Andalas (Unand) melakukan Pengabdian Kepada Masyarakat yang bertujuan untuk memberikan solusi atas permasalahan di atas.

Ketiga dosen tersebut yakni Dr. Ir. Tinda Afriyani, MP sebagai ketua, kemudian Prof. Dr. Ir. Khasrad, M.Si dan Dr. Ir. Suyitman, MP sebagai anggota.

Pengabdian masyarakat ini menyasar kelompok tani Bina Usaha yang berada di Jorong Ambacang Kunyik, Nagari Pauh Sangik, Kecamatan Akabiluru, Kabupaten 50 Kota. 

Kelompok tani ini didirikan pada bulan Desember tahun 2016, dengan berjumlahkan 16 orang petani atau peternak yang berasal dari Nagari Pauh Sangik. Jumlah ternak kerbau yang ada dalam kelompok ini sebanyak 19 ekor dan hanya satu ekor ternak yang berjenis kelamin jantan.

Beberapa persoalan yang dialami kelompok tani dan ternak ini antara lain pemeliharaan ternak kerbau seperti tata laksana dan sanitasi kandang, serta kubangan ternak kerbau yang terlalu jauh dari areal perkandangan.  Pengabdian masyarakat Fakultas Peternakan Unand memberikan pemahaman pada masyarakat. (ANTARA SUMBAR/ist)
Selain itu, faktor pakan dan air minum juga ikut andil terhadap masalah yang dihadapi dalam kelompok ini. Rata-rata peternak di kelompok tani ini jarang sekali memberikan pakan berupa hijauan dan konsentrat kepada ternaknya. Hal ini akan berpengaruh terhadap kualitas dari ternak tersebut. Sementara itu belum semua peternak melakukan pemeliharaan ternak kerbau dengan baik dan pengelolaan pakan dengan optimal berupa jerami padi. 

Rata-rata konsumsi pakan ternak kerbau di kelompok tani ini hanya berupa jerami pada musim kemarau, sehingga asupan nutrient yang diberikan kepada ternak akan berkurang. Sehingga akan mengakibatkan penurunan performa dalam berbagai segi. Dengan demikian pakan yang diberikan belum memenuhi kebutuhan ternak. 

Sedangkan masalah pemberian air minum dijumpai dalam kelompok tani ini adalah permasalahan dalam hal ketersediaan jumlah air minum. Hal tersebut akan berdampak pada induk kerbau yang bunting dan menyusui yang dapat mempengaruhi kualitas dan performanya,. 

Selain permasalahan pakan dan air minum, kondisi estrus induk kerbau sulit untuk dideteksi oleh peternak. Kondisi ternak kerbau di kelompok ini masih banyak ditemukan kendala dalam bidang reproduksi. Sebagian ternak kerbau sering mengalami berahi tenang (silent heat). Hal ini merupakan faktor sulitnya deteksi estrus yang tepat. Sehingga akan mengakibatkan ketidaktepatan waktu inseminasi dan menyebabkan terjadinya kegagalan fertilisasi dan kawin berulang. Sementara itu kondisi di lapangan juga ditemukan indikator Service Per Conception (S/C) yang tinggi (>2) dan Post Partum Estrus (PPE) juga panjang.

Pada awal kegiatan pengabdian ini dilakukan dengan metode penyuluhan dan pelatihan, metode penyuluhan dilakukan dengan memberikan sosialisasi dan pendekatan kepada kelompok peternak dan masyarakat, sedangkan metode pelatihan dilakukan dengan mempraktekkan penyuluhan yang telah diberikan.

Kegiatan penyuluhan dan pelatihan ini juga dilakukan melalui penerapan teknologi yang meliputi pemberian hormon untuk memperjelas birahi sehingga dapat dilakukan Inseminasi Buatan dengan cepat sehingga diperoleh tingkat kebuntingan yg tinggi. 

Kemudian pembuatan pupuk organik dari kotoran sapi yang orientasinya meningkatkan pendapatan peternak. Selanjutnya ada pembuatan sanitizer dari lidah buaya dalam rangka pencegahan Covid-Teknologi lain yakni pembuatan urea saka blok. Kemudian pemasukan saluran air untuk memenuhi kebutuhan minum kerbau. Terakhir melakukan pemberian dan penanaman rumput gajah dan rumput odor. 

Beberapa faktor keberhasilan yang dapat ditemukan dalam usaha kelompok tani atau ternak, diantaranya adalah faktor pakan dan ketersediaan air minum secara ad libitum dan faktor pemeliharaan ternak yang tepat. Namun, kondisi di kelompok tani atau ternak ini masih perlu pendampingan dalam hal pemeliharaan beberapa faktor tersebut, guna peningkatan populasi dan produktivitas ternak kerbau. Tim pengabdian masyarakat Fakultas Peternakan Unand bersama peternak. (ANTARA SUMBAR/ist)
Secara garis besar tujuan pelaksanaan ini melingkupi pemberian pengetahuan dan keterampilan kepada peternak dan masyarakat dalam hal pengelolaan dan pemanfaatan pemeliharaan ternak kerbau dalam bidang reproduksi guna peningkatan populasi dan produktivitas ternak kerbau.

Kemudian membentuk dan mengembangkan sekelompok masyarakat dan kelompok peternak yang mandiri secara ekonomi dalam pemeliharaan ternaknya. tujuan lainnya mendampingi pemeliharaan ternak kerbau Kelompok Tani Bina Usaha dalam berbagai bidang, dan membantu pembuatan pohon pelindung dan kubangan kerbau.

Selanjutnya juga untuk membantu pengolahan pakan berbasis amoniasi jerami padi, membuat penanaman hijauan dan rumput unggul, pemberian hijauan dan konsentrat dengan kandungan gizi yang tinggi dan mineral blok jilat yang kaya akan suplemen mineral esensial.

Selain itu juga melakukan penyediaan air minum secara ad libitum untuk ternak dengan pembuatan instalasi air di kandang kelompok ternak kerbau. Terakhir dalam mengatasi persoalan reproduksi melalui pengadaan sinkronisasi, deteksi estrus dan perkawinan inseminasi buatan.

Harapannya setelah dilakukan penyuluhan dan pelatihan masyarakat, dan kelompok peternak lebih semangat dalam melakukan perbaikan pemeliharaan ternak kerbau dan pemanfaatan pakan dalam bentuk hijauan yang dapat diolah menjadi pakan alternatif dengan metode amoniasi. Sehingga mampu meningkatkan populasi, produktivitas, kesejahteraan dan pendapatan peternak di Nagari Pauh Sangik ini.

Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan pada Bulan Juli sampai Oktober 2020 dengan sistem kunjungan ke lapangan serta penyiapan bahan pelatihan dengan penerapan protokol Kesehatan pencegahan Covid-19.

Pengabdian ini dibiayai oleh Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Deputi Bidang Penguatan Riset dan Pengembangan, Kementerian Riset dan Teknologi / Badan Riset dan Inovasi Nasional sesuai dengan Kontrak Pelaksanaan Program Pengabdian kepada Masyarakat Nomor: 047/SP2H/PPM/DRPM/2020, tanggal 16 Maret 2020 Tahun Anggaran 2020.

*) Penulis merupakan dosen Fakultas Peternakan Unand yang biasa melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat terkait pengelolan ternak di Sumbar.

Pewarta : Tim Pengabdian Masyarakat F. Peternakan Unand
Editor : Miko Elfisha
Copyright © ANTARA 2024