Padang (ANTARA) -
Unit Pengumpul Zakat (UPZ) PT Semen Padang membedah rumah seorang pemulung bernama Zulfat Hengki yang beralamat  di  RT01/RW02, Jalan Baru depan PDAM Ulu Gadut, Kelurahan Limau Manis Selatan, Kecamatan Pauh, Kota Padang menjadi layak huni.

Kepala Pelaksana Harian UPZ Baznas PT Semen Padang, Muhammad Arif  di Padang, Senin, mengatakan  bantuan bedah rumah itu merupakan salah satu dari lima program pihaknya, yaitu program bidang kemanusiaan yang didalamnya terdapat program Bedah Rumah. 

"Program bedah rumah  sudah berlangsung sejak 1996 dan ini termasuk program unggulan UPZ Baznas PT Semen Padang selain bantuan pendidikan dan bantuan modal usaha untuk kaum dhuafa," jelas dia.

Selain rumah milik Zulfat HengkiUPZ Baznas PT Semen Padang pada  Juli 2020 juga melakukan bedah rumah warga di Lubuk Perahu Batu Busuk, Kelurahan Lambung Bukit dan di Lubuk Gajah, Kelurahan Pisang serta  di Kelurahan Padang Besi.

Selain bedah rumah, juga ada beberapa program  bidang kemanusiaan. Diantaranya, penyaluran bantuan biaya hidup rutin dan non rutin, peduli hunian, rehab sedang dan ringan, serta bantuan bencana alam.

Dengan anggaran sebesar Rp18 juta  rumah milik pasangan pemulung seluas 8x9 meter itu kini sudah menjadi tempat yang layak untuk dihuninya bersama istri, anak serta beberapa orang cucunya.

"Alhamdulillah, sekarang saya sekeluarga sudah merasa nyaman tinggal di rumah ini. Terimakasih UPZ Baznas PT Semen Padang. Semoga, ini menjadi ladang amal bagi UPZ, maupun karyawan/ti PT Semen Padang yang telah menyalurkan zakat," kata Zulfat Hengki.

Pria berusia 61 tahun itu mengaku sudah 30 tahun lebih tinggal di rumah tersebut. Sebelum dibedah  UPZ Baznas PT Semen Padang, kondisi rumahnya  sudah reot dan tidak layak untuk dihuni, karena atap rumah bocor dan saat hujan, sebagian rumah basah karena rembesan air hujan masuk ke dalam rumah. 

Kemudian fasilitas rumah seperti kamar mandi, WC dan dapur juga tidak ada. Bahkan untuk mandi, cuci, kakus , ia bersama keluarganya harus pergi ke Sungai Ulu Gadut yang jaraknya sekitar 100 meter dari rumah.

Sedangkan untuk tempat memasak, ia  terpaksa harus memanfaatkan bagian sudut rumah untuk dijadikan dapur.

"Sekarang semua sarana sudah ada dan kami sekeluarga tidak lagi MCK di sungai. Kami bersyukur sekali atas bantuan bedah rumah yang kami dapatkan ini," ujar dia.

Selain memulung, Zulfat  mengakui bahwa dirinya kadang-kadang juga bekerja membuat batu giling cabe di kawasan sungai Ulu Gadut ini. Untuk membuat satu buah batu giling cabai, ia digaji Rp65 ribu  tergantung ukurannya.

Sementara istri Zulfat, Marianis juga  bersyukur atas bantuan bedah rumah dari UPZ Baznas PT Semen Padang.

 "Kami sama sekali tidak terpikir kapan kami punya rumah seperti ini, karena untuk kebutuhan makan sehari-hari saja kami susah mencarinya," kata dia.
 

Pewarta : Ikhwan Wahyudi
Editor : Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2024