Kendari, (Antara) - Wakil Ketua DPD-RI, La Ode Ida mengatakan, permasalahan tertundanya ujian nasional (UN) tingkat SMA sederajat, khususnya di 11 provinsi di wilayah Indonesia Timur diduga karena indikasi permainan proyek. "Permainan proyek ini terjadi di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan pihak perusahaan percetakan yang memenangkan tender proyek pengadaan naskah soal UN. Kalau sudah begini siapa yang bertanggung jawab, tentu adalah mendikbud," kata La Ode Ida, saat dimintai keterangan sejumlah wartawan di Kendari, Senin. Pernyataan La Ode itu diungkapkan saat menyikapi ribuan siswa-siswi peserta ujian nasional di Wilayah Sulawesi yang tidak mengikuti ujian nasional secara serentak, karena naskah soal hingga kini belum sampai di daerah. Menurut La Ode Ida, Kementerian Pendidikan belum siap menyelenggarakan Ujian Nasional dan kejadian ini merupakan sejarah paling buruk di mata dunia, terlebih lagi perusahaan percetakan yang memenangkan tender tersebut belum teruji. "Saya menduga adalah permainan proyek, karena yang memenangkan tender itukan mereka yang memiliki jaringan ke kementerian pendidikan dan kapasitas yang memenangkan itu tidak teruji dan ini sejarah paling buruk di republik ini, apalagi ini baru pertama kali terjadi," ujarnya La Ode. Ia juga mengungkapkan, Mendikbud jangan berdalih kesalahan teknis terkait percetakan naskah karena ini bagian dari administrasi negara yang harus dijaga dan Presiden harus segera bersikap tegas terhadap menterinya. "Saya berharap Presiden bersikap tegas kepada menterinya dan ini juga menyangkut kinerja presiden di mata publik dalam menentukan kebijakannya," kata La ode Ida. Penundaan ujian nasional yang baru pertama kali terjadi mengindikasikan bahwa pemerintah pusat dalam hal ini Kemendikbud tidak siap mengembang tanggungjawab penyelenggaraan ujian. Provinsi Sulawesi Tenggara bersama 10 daerah lain mengalami penundaan ujian nasional karena keterlambatan distribusi naskah soal dan lembar jawaban dari perusahaan percetakan yang ditunjuk oleh Kemendikbud. Data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sultra menyebutkan peserta ujian nasional tingkat SMU sebanyak 23.375 orang, Madrasah Aliyah (MA) 3.337 orang dan Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) 5.676 orang. (*/jno)

Pewarta : 172
Editor :
Copyright © ANTARA 2024